IKA Unmul Gelar Diskusi Publik

- Selasa, 18 Februari 2020 | 21:59 WIB

IKATAN Alumni (IKA) Unmul kembali menggelar kegiatan. Bertajuk Diskusi Aktif, kegiatan ini bertemakan Kedaulatan Pangan Dalam Rangka Menyongsong Kaltim sebagai Ibu Kota Negara. Sesuai temanya, tentu saja yang dibahas tak lepas dari pangan, dan kesiapan peningkatan mutu SDM.

Menghadirkan pembicara Sekjen KTNA Yadi Sopian Noor, Kadis Pertanian Kota Samarinda Endang Liansyah, dan Ketua Harian Ika Unmul Meiliana. Diskusi ini semakin seru karena pemateri menghadirkan dari Unmul Bernatal Saragih, dan moderator adalah Rusman Ya’qub. Jalannya diskusi berlangsung seru, karena hampir semua yang hadir menyimak.

“Pesertanya selain alumni Unmul, instansi terkait pertanian, perikanan,  peternakan dan ketahanan pangan. Perhibtani, perusda dan BEM Unmul juga kita beri kesempatan untuk hadir dan bisa menyampaikan aspirasi,” tutur Ketua IKA Unmul Meiliana. “Dari diskusi ini akan dibentuk tim dari IKA Unmul untuk membuat pokok pikiran kepada pengambil kebijakan, pemerintah daerah, Dinas Pertanian dan DPRD. Akan kita buat dalam bentuk pokok pikiran sebagai sumbangsih  IKA Unmul pada pembangunan Kaltim,” tambahnya.

Rusman usai acara menyampaikan, hasil diskusi ini menginginkan supaya Kaltim dalam rangka menuju IKN harus melakukan beberapa langkah. “Dari diskusi ini, kita inginkan ada pemetaan ulang lahan-lahan pertanian. Pengembangan SDM di bidang pertanian itu mutlak. Pola penganggaran dan komitmen pengggaran pertanian harus betul-betul memiliki komitmen yang kuat,” tutur Rusman.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi pertanian harus ditingkatkan. Bagaimana sinergi program dan berkelanjutan sehingga bisa berjalan. Ia menberi contoh soal alih fungsi lahan. Menurutnya, hingga hari ini laju pertumbuhannya jauh lebih cepat dari pemerintah mencetak sawah baru. Artinya alih fungsi lahan pertanian semakin tergerus, baik dari perkebunan, pertambangan dan perumahan.

“Kalau bicara soal kontribusi sektor pertanian di Kaltim, memang tidak  lebih dari enam persen, tapi penyerapan tenaga kerjanya lebih besar dari sektor tambang. Efek ekonominya lebih tinggi karena daya serap tenaga kerjanya itu,” jelas Rusman. (adv/lin/nin)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X