Sedimentasi Menumpuk, Plus Warga Buang Sampah, Pastilah Hambat Aliran Air

- Sabtu, 15 Februari 2020 | 11:14 WIB
Kelakuan warga yang masih buang sampah sembarangan membuat banjir tak kunjung reda di Samarinda
Kelakuan warga yang masih buang sampah sembarangan membuat banjir tak kunjung reda di Samarinda

SEMPAJA. Persoalan banjir di Kota Samarinda menjadi momok yang belum terselesaikan. Tiap hujan deras mengguyur dengan intensitas tinggi, selalu diakhiri dengan genangan air yang tinggi dan banjir. Akibatnya, setelah banjir dan genangan air susut, jalan pun banyak yang rusak serta berlubang.

Proyek pembersihan drainase yang dilakukan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda sepertinya masih belum maksimal. Banyak drainase yang masih tersumbat dan dibiarkan dengan sedimentasi yang menebal. Sementara di satu sisi warga masih saja membuang sampah ke drainase.

Seperti yang terlihat pada saluran drainase di Jalan Wakhid Hasiem 1 tak juah dari perempatan Sempaja, Samarinda Utara, Jumat (14/2). Sedimen di saluran drainase ini dibiarkan menebal. Sementara warga juga sering membuang sampah di drainase tersebut. ”Sudah lama darinase itu tidak dikeruk, jadinya sampah dan lumpur jadi satu dan menebal,” ujar Fairus (36), warga sekitar Jumat (14/2).

Menurut dia, Dinas PUPR harus melakukan pengerukan sedimen drainase secara berkala. Normalisasi drainase diyakini bisa mencegah atau menekan banjir, sehingga saluran air bisa lancar. Dan banjir serta genangan air dapat diminimalisir.

”Sebagian besar banjir disebabkan karena saluran drainase tersumbat. Makanya harus dikeruk secara berkala,” pintanya.

Warga lain, Khairunisa (34) juga mengatakan saluran drainase sepertintidak berfungsi maksimal. Air lebih banyak meluber kajalan dibanding mengalir ke dalam drainase. Imbasnya, sekitar jalan diperempatan sempaja selalu terendam banjir

”Kalau sudah banjir bisa sedengkul, rumah saya juga kemasukan air. Ke depan pembenahan drainase ini harus dilakukan secara maksimal,” sebutnya.

Khairunisa mengaku drainase yang mengalami sedimentasi tinggi, sempit hingga tersumbat menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Bila semua saluran air di Kota Padang sudah dinormalisasi, dia yakin titik banjir perlahan bisa berkurang.

”Setiap hujan turun, drainase itu tidak dapat mengalirkan air dengan baik. Lihat saja nanti saat hujan, genangan air pasti terjadi,” ketusnya. Satu-satunya cara untuk mengatasinya, kata dia, hanya dengan dikeruk. Sehingga, saluran air itu tidak lagi terhalang sedimen yang sebagian besar berasal dari sampah warga dan tanah.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Hero Mardanus mengatakan, khusus untuk saluran drainase di Jalan Wakhid Hasiem akan dijadwalkan untuk dilakukan pengerukan, dan untuk saat ini alat berat untuk mengeruk sedimentasi masih fokus pada wilayah Bengkuring,"Jadwal rutin memang tidak ada, hanya sesuai permintaan baik itu dari kelurahan maupun kecamatan setempat, saat ini pembersihan drainase terus dilakukan secara berkala oleh tim yang dibentuk Dinas PUPR," kata Hero.

Sembari menunggu drainase di normalisasi, dirinya menghimbau kepada warga untuk tidak membuang sampah ke dalam parit. Agar kondisi drainase yang ada sekarang ini tidak bertambah parah.

"Peralatan dan tenaga kami sangat terbatas perlu dukungan semua pihak terutama warga. Dengan tidak membuang sampah ke dalam parit itu sudah salah satu wujud dukungan dan kepedulian," tutup Hero. (kis/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X