JANGAN MACAM-MACAM..!! Perda Sampah untuk “Si Pemalas”

- Rabu, 5 Februari 2020 | 22:23 WIB
LAWAN SAMPAH. Sekkot Sugeng Chairuddin (tiga kiri) bersama Kepala DLH Nurrahmani (dua kiri) dan Kadis Pariwisata I Gusti Ayu Sulistiani, pada peluncuran Karissma, kemarin.
LAWAN SAMPAH. Sekkot Sugeng Chairuddin (tiga kiri) bersama Kepala DLH Nurrahmani (dua kiri) dan Kadis Pariwisata I Gusti Ayu Sulistiani, pada peluncuran Karissma, kemarin.

KARANG MUMUS. Salah satu program untuk mengurangi banjir di Kota Tepian diluncurkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda. Program yang diluncurkan bertajuk Karissma: Kapal Pembersih Sampah Sungai Samarinda. Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin didaulat untuk meresmikan dimulainya penggunaan kapal tersebut. Bertempat di Pangkalan Pungut Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSSKM) di Jalan Muso Salim, Rabu (5/2).

Sugeng berharap dari program ini dapat memberi pembelajaran bagi masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai. Juga menjadi motivasi bagi semua pihak yang ikut serta mengambil bagian dalam memperhatikan masalah sungai ini. Sugeng melanjutkan, pemerintah pusat juga mendukung dengan program penanganan banjir di Samarinda dengan melirik beberapa proyek-proyek.

Kata Sugeng, sungai merupakan anugerah yang indah dari Sang Pencipta. Sehingga berdosa kita kalau tidak perduli. Tujuan peresmian ini, kata dia, untuk memberi “woro–woro” kepada masyarakat sekitar bahwa masalah sungai ini tidak bisa diurus oleh segelintir orang di Pemkot Samarinda saja. Karena itu, dia mengajak agar masyarakat ikut peduli. Jadi bukan satu alasan bila penduduk Samarinda bertambah, tetapi sampah tidak tertangani.

“Tidak ada kata terlambat, kita memulai merevisi RTRW Kota yang coba akan kami susun berdasarkan tenokrasi,” tutur Sugeng. Kapal berkapasitas 4 ton itu, lanjutnya, bisa membantu mengurangi volume sampah di SKM, bahkan permasalahan sampah keseluruhan di Kota Samarinda. Menurutnya, daerah mana yang nanti banyak sampahnya bisa dibuat daerah operasi percontohan. Dia juga mengklaim jika kualitas air sungainya saat ini sudah semakin membaik.

“Saya yakin nanti kalau sungainya sudah bagus bersih, Insya Allah pariwisata akan mengikuti juga. Saya yakin nanti akan banyak yang datang berwisata di sungai, apalagi Griya Mukti ke sana terus itu alamnya sangat indah terutama bagi pecinta alam,” sambungnya. Sebagai daerah penyangga ibu kota negara (IKN), Samarinda, kata Sugeng, harus siap segalanya. “Kalau kita tidak siap, akan bahaya. Terutama masalah sampah. Padahal banyak yang beranggapan OPD yang menangani sampah ini sebelah mata saja, karena pertama tidak kelihatan, kedua kadang tidak berbentuk fisik,” paparnya.

Dia juga sudah mulai memperbaiki komposisi di Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan mulai kita sadarkan teman–teman bahwa dengan masalah sampah jangan sampai main–main. “Buktinya satu hari saja petugas sampah tidak turun apa jadinya Kota Samarinda? Sampah menumpuk di mana–mana,” tegas Sugeng.

Kepala DLH Samarinda Nurrahmani menambahkan, peresmian ini sebagian daripada proses kegiatan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2020. Di mana temanya adalah Indonesia Bersih, Maju dan Sejahtera. “Perlu kita ketahui sampah ini bukan hanya permasalahan Kota Samarinda saja. Tetapi merupakan masalah semua yang ada di muka bumi. Jadi bagaimana kita bisa mengelola sampah dengan baik seperti TPS ke TPA. Sampai TPA kita kelola sedemikian rupa supaya tujuannya TPA umurnya bisa panjang. TPA itu tempat pemrosesan akhir bukan tempat pembuangan akhir,” terang Nurrahmani.

Untuk Peresmian kapal ini sendiri namanya dilombakan. Perlu diketahui pihaknya, lanjut dia, memesan dua unit kapal ini dari Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar). Masing–masing berukuran 10x3. Maksimal bisa mengangkut 4 ton. Bisa digunakan siang hari untuk menyusuri SKM yang panjangnya kurang lebih 34 kilometer.  “Kalau malam bisa kami lempar untuk Dinas Pariwisata atau Dinas Budaya untuk sosialisasi,” katanya. Dia berharap, dari semakin sering mengambil sampah di sungai, orang semakin segan membuang sampah di sungai.

“Kita harus cinta sungai, karena bagian dari proses kebersihan di sepanjangan Sungai Karang Mumus. Kapal memang ada dua, karena satu nanti bisa ditaruh di hilir. Satunya di hulu. Bisa ketemu di tengah.  Kapal ini dilengkapi kru berikut baju renangnya. Kru juga nanti akan mengorek sampah di bawah rumah–rumah warga di bantaran SKM. Nanti, sebutnya kalau sudah berjalan baru tahu berapa sampah yang bisa diangkat dari sungai secara signifikan.

“Kita akan share ke mana–mana, agar dari kegiatan ini warga semakin sadar dalam menjaga lingkungannya,” katanya. Pengadaan kapal ini menghabiskan anggaran Rp 400 juta. Kapal ini beroperasi setiap hari. Untuk memberikan efek jera, DLH Samarinda sedang merancang peraturan daerah (Perda) tentang Larangan Membuang Sampah. Bahkan KTP dari pembuang sampah akan disita.

Dalam perda itu, pembuang sampah di sungai akan dikenakan denda Rp 500 ribu dan KTP-nya disita. Mereka yang masih membuang sampah di sungai dipastikan karena faktor enggan repot-repot ke bak sampah terdekat, sehingga lebih memilih langsung membuagnya di SKM. “Meskipun nanti KTP diurus lagi, akan kami blokir agar tidak bisa diurus," tegasnya. (kmf5/mrf/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X