Labbaika Tak Lagi Gunakan Kertas

- Senin, 27 Januari 2020 | 18:41 WIB
MAKSIMALKAN TEKNOLOGI. Sudah tiga tahun terakhir, para pelajar di MTs Labbaika menggunakan handphone dan laptop untuk mengerjakan soal-soal ujian semester. (IST)
MAKSIMALKAN TEKNOLOGI. Sudah tiga tahun terakhir, para pelajar di MTs Labbaika menggunakan handphone dan laptop untuk mengerjakan soal-soal ujian semester. (IST)

SEBAGAI salah satu sekolah Adiwiyata di Kota Tepian, Kampus Labbaika sukses menerapkan dunia pendidikan berbasis lingkungan. Salah satunya usaha meminimalisasi penggunaan kertas dalam beberapa kesempatan. Salah satu kegiatan yang tidak menggunakan kertas adalah ujian semester. Tiga tahun terakhir kampus di bilangan Jalan KH Harun Nafsi, Loa Janan Ilir ini sudah menggunakan sistem Computer Based Test (CBT). Dimana setiap peserta semester hanya menggunakan laptop dan ponsel untuk mengerjakan soal-soal dalam ujian yang digelar enam bulan sekali itu. “Sehingga lebih praktis,” kata M Syukur selaku Wakakurikulim MTs Labbaika.

Sejauh ini, lanjut Syukur, metode CBT yang diterapkan setiap ujian semester nyaris tidak ada kendala. Untuk perangkat yang diperlukan, menurutnya sebagian besar pelajar di sekolah tersebut sudah memilikinya. “Kalau ada yang tidak punya (handphone atau laptop, Red) bisa pinjam ke keluarga. Dan bahkan ada beberapa guru yang siap meminjamkan perangkat mereka jika kondisinya urgent,” urainya.
Hal lain yang menjadi perhatian penting selama kegiatan ujian tersebut berlagsung adalah pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk mengantisipasi pemadaman listrik, Syukur menyebut biasanya pihak sekolah selalu bersurat terlebih dahulu ke pihak perusahaan berpelat merah itu agar pasokan listrik tetap terjaga selama ujian berlangsung. “Kami juga menggunakan safety genset jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik,” urainya.

Seperti biasa, para pelajar yang hendak mengikuti ujian harus login ke web yang disediakan panitia ujian. Dari sana mereka akan mendapatkan soal-soal yang harus dijawab. Waktu ujian berlangsung selama 90 menit setiap mata pelajaran. “Ujian kali ini diikuti 525 pelajar. Ada 11 mata pelajaran yang diujikan sejak tanggal 2 hingga 7 Desember lalu,” paparnya.

Selain ramah lingkungan karena penggunaan kertas yang minim, sistem CBT menurut syukur juga memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya mempermudah panitia ujian dalam memeriksa soal-soal para pelajar. “Karena menggunakan sistem, hasil ujian bisa diketahui lebih cepat. Kami juga lebih mudah dalam melakukan evaluasi dan analisa,” pungkasnya. (*/aya)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X