Nisan Ulin Diincar Maling, Ulinnya Laku Dijual Mahal

- Jumat, 24 Januari 2020 | 13:27 WIB
Salah satu kuburan yang hilang nisan ulinnya di pekuburan Jalan Abul Hasan.
Salah satu kuburan yang hilang nisan ulinnya di pekuburan Jalan Abul Hasan.

SAMARINDA KOTA. Hilangnya 5 nisan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kuburan Muslimin, Jalan KH Abul Hasan, Gang 6, RT 19 Kelurahan Pasar Pagi, Samarinda Kota dalam sepekan, membuat pihak keluarga jenazah yang dimakamkan khawatir. Kebanyakan, mereka langsung mengecek kondisi makamnya.

Salah satu peziarah yang datang, Rommy (40), warga Jalan Gurami, Samarinda Ilir. Dia mengaku, setelah mendengar kabar hilangnya nisan, dirinya bergegas menuju kuburan muslimin tersebut. Untungnya, ia masih melihat nisan orangtua masih berdiri di tempatnya semula.

“Bapak saya di makamkan di sini. Saat saya cek, nisan orangtua saya masih ada. Khawatir juga jika hilang,” ungkap Rommy. Kekhawatiran Rommy bukan tanpa sebab.

Hilangnya nisan sudah barang tentu bakal menyulitkan keluarga jauhnya yang datang untuk berziarah, terlebih saat menjelang Idulfitri di mana peziarah biasanya akan berdatangan.

“Bukan perkara harga nisannya. Tetapi kalau hilang dan tidak ada tanda, kasihan keluarga lain saat datang kebingungan mencari makam. Ini saya cek untuk memastikan,” ungkapnya.

Selain keluarga jenazah, pengrajin nisan pun terimbas dampak buruk dari hilangnya nisan di kuburan muslimin yang berdiri sejak tahun 1933 itu. Setidaknya ada dua pengrajin nisan yang membuat nisan jenis ulin dan keramik tepat di samping kiri pintu gerbang kuburan muslimin. Dua pengrajin ini adalah Agus (45) dan Rahmat (49).

Meski penjualan nisan hingga kini tidak terpengaruh akibat pencurian, Rahmat merasa khawatir jika keluarga jenazah bakal barasumsi lain kepada pengrajin. Asumsi itu, antara lain jika nisan curian dijual kembali pada pengrajin.

“Awalnya ada keluarga jenazah yang datang dan langsung mengatakan jika nisannya hilang, meski hanya sebuah pertanyaan namun tetap saja kami tidak nyaman. Kami sendiripun tidak tahu dan tidak menyangka bisa terjadi pencurian nisan,” ungkap Agus.

Dilanjutkan Agus, nisan jenis kayu ulin memang dibuat dan dirancang bongkar pasang dan sesuai tingkatan yang diinginkan pemesan. Semakin tinggi tingkat nisan harganya pun semakin mahal. Harganya sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.

Kebanyakan, keluarga jenazah memilih nisan terbuat dari ulin ketimbang nisan keramik yang harganya rata-rata Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta saja. “Nisan ulin jika dirawat dengan baik bisa bertahan hingga 5 tahun, sedangkan keramik mudah pecah namun mudah dibersihkan,” kata Agus.

Untuk membuat nisan sesuai pesanan, ia dibantu 3 orang karyawan yang masih terhitung keluarga. Untuk nisan tingkat 3, bisa dikerjakan dalam waktu sepekan bergantung bahan baku dan ukiran yang dikehendaki. Setelah nisan selesai dibuat, barulah disatukan di lokasi pemakaman dimana jenazah dikuburkan.

“Meski kami berusaha di lokasi dekat pemakaman, ada saja keluarga jenazah yang memesan di tempat lain, jadi bergantung kepada pemesan sendiri mau pesan nisan dimana,” imbuh Rahmad.

Lantaran mahalnya nisan terbuat dari ulin dan mudahnya dibongkar pasang inilah, yang menjadi daya tarik pelaku pencurian. Rahmad menyebut, jika pencurian nisan kemungkinan dilakukan oleh orang yang mengerti tentang nisan.

“Kalau dibongkar dan dicuri, cukup pakai motor juga bisa dibawa, kemudian di cat ulang jadi seperti baru. Tinggal merubah kepala nisan yang bertuliskan nama jenazah sebelumnya,” ungkap Rahmad.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X