TAHUN 2019, di tahun ke empat kepemimpinan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang Jilid II (2016-2021), torehan prestasi nasional masih menjadi tren positif dengan kondisi keuangan yang harus melunasi utang pihak ketiga. Sebanyak 16 penghargaan nasional yang diraih selama tahun 2019 ini merupakan prestasi luar biasa, dimana tahun sebelumnya mengoleksi 19 penghargaan nasional. Walaupun turun, namun masih berada di tren positif. (Lihat grafis penghargaan nasional).
“Apa yang kita raih dan persembahkan untuk masyarakat di tahun 2019 ini, tentunya kinerja luar biasa dari seluruh jajaran pemerintah kota. Semuanya saling memberi kontribusinya. Bukan hanya kerja wali kota, atau kepala dinas saja, tapi staf termasuk cleaning service sekalipun ada peranannya,” katanya.
Menurut Jaang, bukan dirinya yang bisa menilai kinerja Pemkot Samarinda. Tapi yang disampaikannya ini berdasarkan torehan prestasi atas lembaga-lembaga independen di pemerintahan pusat baik kementerian maupun lembaga lainnya.
Seperti meraih anugerah Predikat Kepatuhan Tertinggi dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI) dengan nilai 92,66. Masih terkait pelayanan publik juga meraih penghargaan Pelayanan Publik Sangat Baik oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Discapilduk) dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Untuk kinerja keuangan, Pemkot Samarinda sebagai barometer di Kaltim ini akhirnya mampu mengoleksi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) untuk kelima kalinya secara berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Kaltim, 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018.
Kemudian kepedulian wali kota terhadap olahraga juga diapresiasi dengan penghargaan Golden Award dari Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia (SIWO PWI) pusat. Berbicara inflasi, Samarinda jagonya. Di tahun 2019 kembali meraih penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award dari Presiden RI untuk yang ketiga kalinya.
Begitu pula urusan kota sehat, kembali Samarinda meraih penghargaan tertinggi kota sehat Swasti Saba Wistara untuk ketiga kalinya.
“Tinggal 1 tahun lebih. Atau berakhirnya masa jabatan saya 17 Februari 2021. Jadi target kami bagaimana bisa meninggalkan yang terbaik untuk warga, mengejar target yang belum selesai, termasuk menyiapkan keuangan yang baik. Alhamdulillah utang dengan pihak ketiga sudah lunas dan PAD kita pun melampaui target. Harapannya ke depan Samarinda tidak terlalu berharap besar dari dana bagi hasil migas, karena sumber daya alam bisa habis,” tegas Jaang. (kmf2/nin)