Banjir Masih Setengah Meter, Interpelasi, Jangan Cuma Garang di Awal

- Senin, 20 Januari 2020 | 00:02 WIB
Genangan air di Bengkuring masih lumayan tinggi.
Genangan air di Bengkuring masih lumayan tinggi.

BENGKURING. Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang bisa saja mengklaim telah menjalankan program penanganan banjir. Tapi faktanya, sejumlah kawasan masih terendam banjir. Bahkan, luasan areal yang terdampak banjir semakin meluas. Kritik tajam terhadap kepemipinan Jaang pun berdatangan. Puncaknya, anggota Komisi III DPRD Samarinda, Anhar SK melemparkan wacana hak interpelasi banjir kepada Jaang.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Lutfi Wahyudi meminta agar wacana ini tak sekedar main-mainan seorang politikus. “Jangan sampai garang di awal, akhirnya hilang,” jelasnya.

Baginya hak interpelasi seorang wakil rakyat adalah hal yang wajar. Sebab hak interpelasi memang sudah diatur dalam Pasal 20A ayat (2) UUD 1945, sebagai salah satu hak seorang anggota dewan. “Kalau interpelasi kemudian dilakukan untuk kepentingannya orang banyak, tidak masalah,” jelasnya.

Baginya, hak interpelasi bisa saja dilakukan jika tak satupun instasi dari Pemkot Samarinda mampu menjelaskan dengan baik. Khususnya dalam kegiatan pengendalian banjir yang sudah dilakukan selama ini. “Tapi sebelum interpelasi kan ada yang namanya hearing dengan instasi terkait,” urainya. Sehingga bagi Lutfi, interpelasi tak hanya sekedar meminta penjelasan. Tetapi juga memberikan dampak bagi masyarakat banyak.

“Tapi Pak Wali tak perlu berlebihan atau marah. Karena ini fungsi dewan sesungguhnya untuk mengawasinya kinerja pemerintah,” kata Lutfi. Terpisah, Ketua Fraksi PAN Jasno mengaku belum sepakat adanya usulan dari rekannya untuk melakukan interpelasi. “Belum. Karena sekarang yang perlu dilakukan oleh pemerintah kota bagaimana fokus relokasi warga di Karang Mumus,” kata Jasno.

Terkait Banjir, bagi Jasno, memang menjadi momok warga Samarinda. Bahkan menjadi salah satu gangguan dalam perekonomian masyarakat. Sehingga kedepannya ia lebih menyarankan agar pemkot tidak lemah dalam melakukan penertiban terhadap pelaku kerusakan lingkungan seperti pengupasan lahan, baik yang di akibatkan oleh perumahan atau galian C.

“Jangan sampai pemkot membiarkan pengupasan dan pematangan lahan merajalela dan menambah genangan banjir. Kedepannya kami akan hearing dengan PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang),” kata anggota Komisi III DPRD Samarinda ini.

MASIH SETENGAH METER

Minggu (19/1) tepat sepekan banjir merendam beberapa di Samarinda. Meski berangsur surut, namun warga masih khawatir banjir kembali datang. Apalagi hujan dengan intensitas tinggi masih terus mengguyur. Seperti yang terjadi  Sabtu siang (18/1).

Permukiman di Jalan Pakis Merah, Kelurahan Sempaja Timur, Samarinda Utara, masih tergenang banjir. Namun yang terendam hanya beberapa rumah saja. Sebagian warga lainnya pun mulai membersihkan rumah dan perabotan yang sempat tergenang. Dari pantauan Samarinda Pos, pukul 10.00 Wita, kemarin, ketinggian air sekitar 25 sentimeter. Semula air di kawasan ini mencapai 80 centimeter. Sebagian penghuni pun mengungsi. Turunnya genangan air membuat warga baru berani kembali ke rumah.

Menjemur kasur, mencuci perabotan rumah tangga, hingga mengepel lantai dilakukan agar kediaman mereka kembali nyaman untuk ditinggali. “Alhamdulillah mulai kemarin (Jumat) dan hari ini (Sabtu) tinggal beberapa titik saja. Jadi sekarang sebagian warga sudah bersih-bersih rumah dan sebagian lagi belum karena masih tergenang banjir di dalam rumahnya,” ujar Suyono, Ketua RT 45, Sempaja Timur.

Rendi (40) warga Jalan Pipit 1, mengaku, rumahnya terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Dia dan keluarga pun mengungsi ke rumah mertuanya yang aman dari lokasi banjir.  “Kebetulan kemarin habis ngungsi selama 4 hari di rumah mertua. Hari ini baru balik melihat situasi rumah. Sekarang lagi bersih-bersih,” ujarnya.

Di lokasi lain, tepatnya di Jalan Terong, merupakan permukiman yang paling parah terdampak banjir. Hingga kemarin air masih setinggi 50 sentimer atau selutut orang dewasa. Sebelumnya air menggenang hingga 1 meter.
Di lokasi ini, warga belum dapat beraktivitas secara normal. Banyak warga yang bertahan di dalam rumah, harus merasakan dinginnya air banjir dikala malam. Untuk kebutuhan makan sehari-hari warga dibantu para relawan yang masih menyalurkan bantuan.

“Meski ketinggian air menurun, tetap saja warga kami susah mau betaktivitas. Belum tahu kapan banjir ini benar-benar surut,” kata Ketua RT 37, Ahmad Yani. Kondisi ini membuat Yani mewanti-wanti warganya untuk tetap waspada jika hujan turun dan air kembali naik. Yani mengingatkan kembali warganya untuk tetap waspada mengingat kondisi banjir yang belum surut sepenuhnya dan cuaca yang tidak menentu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X