SAMARINDA KOTA. Bisnis hunian ikut terdampak banjir di Samarinda. Beberapa hotel atau penginapan memang ada yang mendapat keuntungan dari peristiwa banjir lantaran sebagian warga menengah ke atas yang terdampak memilih menginap di hotel ataupun penginapan.
Namun ada juga hotel yang mengalami kerugian dan harus kehilangan beberapa tamu karena mengetahui banjir sedang terjadi di Samarinda
Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kaltim Wied Paramartha menungkapkan, banjir yang terjadi memang bukan hal baru, terlebih ketika hujan yang turun dengan intensitas yang cukup deras dan waktu yang cukup lama.
“Saya sudah empat tahun di Samarinda. Banjir bukan hal baru, namun soal dampaknya pasti banyak. Ada beberapa hunian yang malah kehilangan tamu dan ada hotel yang mengalami peningkatan,” ucap Wied, kepada awak media.
Wied juga berharap, persoalan banjir yang tengah dialami ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah setempat dan pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat agar menjaga lingkungannya.
“Sebetulnya persoalan banjir ini harus melibatkan semua pihak terkait, termasuk pemerintah. Masyarakat pun juga tentunya melalui organisasi-organisasi harus mulai hidup bersih dan peduli terhadap lingkungan. Minimal di lingkungan kita sendiri, itu akan sangat membantu mengatasi banjir di Samarinda,” ungkapnya.
Sementara itu , General Manager Swiss-Bel Hotel Adith Raharjo mengaku banjir menyebabkan pihaknya kehilangan tamu dari luar kota karena mengira banjir yang terjadi seperti di kota besar seperti Jakarta.
“Ada 30 kamar dibatalkan. Dari luar kota, pengunjung dari Berau, Sangatta, Bontang, Balikapapan. Banyak dari arah bandara. Seperti banjir yang terjadi di Jakarta, juga berimbas pada tamu hotel kami, yang mengira seperti banjir di Jakarta,” jelanya.
Dirinya juga berharap, jangan sampai Banjir yang melanda Samarinda bisa membuat citra buruk terhadap usaha perhotelan yang ada. Terlebih Samarinda menjadi salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara nantinya. (mrf/beb)