Cuaca Ekstrem, 81 Hektare Sawah Gagal Panen, Kuburan Longsor

- Jumat, 17 Januari 2020 | 14:17 WIB
13 titik kuburan mengalami longsor.
13 titik kuburan mengalami longsor.

Banjir di Kota Tepian menyentuh semua lapisan. Termasuk bagi kalangan petani. Sawah seluas 81 hektare milik warga di Jalan Pelita 6, Kelurahan Sambutan, terancam gagal panen. Bahkan sebagian besar sawah warga ini rusak. Padahal usia padi sudah memasuki masa panen. Kejadian ini akibat banjir yang terjadi sejak Minggu (12/1) lalu sampai Kamis (16/1) kemarin.

Dari pantauan media ini, semua padi milik warga tersebut sudah tenggelam ditutup banjir setinggi 1 meter. Bahkan Senin (13/1) lalu, ketinggian banjir di halaman rumah warga mencapai pinggang orang dewasa.

Lurah Sambutan, Tri Andarmo membenarkan 81 hektare sawah milik warga tersebut rusak. Hal inipun sudah dikonfirmasinya melalui penyuluh pertanian yang ada di kelurahan. Bahkan pihaknya juga membangun posko bantuan untuk membantu korban banjir.

Tri mengatakan, kondisi ini akibat tingginya curah hujan dan aliran air yang tidak lancar. Dia memastikan tidak ada tambang yang menjadi penyebab. Dia juga sudah melakukan pendataan di lokasi. Banjir ini pun melanda 130-an kepala keluarga (KK) dan 500-an jiwa yang terkena dampak. “Sawah 81 hektare ini sudah pasti rusak," ujarnya kepada Sapos, Kamis (16/1) kemarin.

Kelurahan Sambutan juga mendirikan dapur darurat. Menurut Tri, tim dari Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda dan Kaltim sampai saat ini belum ada yang turun. Padahal warga sejauh ini sangat mengharapkan bantuan.

"Memang di sini tidak seperti di kota jumlah korbannya. Namun kami juga membutuhkan bantuan, jika memang ada yang mempunyai rezeki lebih diharapkan bisa membantu warga yang kesusahan," pintanya.

Warga Pelita 6, Fajar mengaku mengalami kerugian hingga Rp 8 juta setelah petak sawahnya terendam banjir. "Ini posisinya padahal sudah menunggu panen saja. Banjir ini paling parah yang kami alami," ungkapnya. Fajar mengatakan, banjir yang merendam sawahnya berasal dari Waduk Benanga.

"Kalau dulu memang ada tambang, sekarang sudah tidak ada. Ini airnya numpuk memang di sini, karena wilayah kami memang paling rendah," pungkasnya.

Rabu malam lalu, baru sebuah organisasi dari Gerakan Pemuda Islam Kaya (Gerapik) Kaltim yang turun memberikan bantuan. Ketua Gerapik Kaltim Abdurrasyid Rahman mengatakan, pihaknya memilih wilayah ini dalam memberikan bantuan karena memang luput dari pengamatan pemerintah. Saat memberikan bantuan, dia mengakui jika ketinggian air mencapai paha orang dewasa. Bahayanya, di saat bersamaan PLN justru belum memadamkan listrik. “Ini sangat berbahaya sekali. Seharusnya menjadi perhatian,” ungkap Rasyid

KUBURAN LONGSOR

Selain banjir, akibat curah hujan yang tinggi juga membuat banyak kawasan yang mengalami longsor. Dari data Info Taruna Samarinda sebanyak 13 titik longsor. Terjadi sejak 14 Januari hingga kemarin (16/1).

Salah satu longsor terbaru terjadi di Jalan Selili, RT 15, Kelurahan Selili, Kecanatan Samarinda Ilir. Lokasi longsor sendiri tepatnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selili.

Di lokasi ini sedikitnya 50 lebih makam bergeser dan ada pula yang tertimbun tanah longsor. Akibat longsor beberapa makam rusak dan terlihat papan penutup jasad. Warga sekitar baru mengetahui kejadian ini pada pukul 07.00 Wita.

Sontak hal ini membuat warga yang keluarganya dimakamkan di lokasi pekuburan tersebut berdatangan untuk melihat langsung makam keluarga mereka.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X