Alasan Hujan, Pengerjaan Gorong-gorong Terhambat

- Jumat, 17 Januari 2020 | 09:15 WIB
Proyek yang tak selesai di simpang Jalan PM Noor dan Jalan DI Panjaitan.
Proyek yang tak selesai di simpang Jalan PM Noor dan Jalan DI Panjaitan.

SUNGAI PINANG. Proyek crossing drainase gorong-gorong kotak (box culvert) di Jalan PM Noor sampai Jalan DI Panjaitan masih proses pengecoran. Sedangkan gorong-gorong di depan Masjid Babul Hafazah sudah rampung. Bahkan telah diaspal plus pemagaran masjid.

Namun, masih ada galian drainase selebar 8 meter yang membelah jalan tersebut menyerupai “danau” eks banjir pekan lalu. Belum terlihat proses pembuatan beton. Dampaknya pun macet saat jam-jam sibuk.

Broto, Direktur CV Surya Jaya selaku perusahaan pelaksana proyek, menjelaskan bahwa lanjutan pengerjaan gorong-gorong terhambat lantaran banjir yang melanda kawasan tersebut. Kondisi ini membuat proyek menjadi terganggu.”

Sudah empat hari ini proyek terpaksa dihentikan. Karema tidak mungkin dilanjutkan dalam kondisi banjir,” kata Broto ditemui di areal sekitar proyek. Penghentian pengerjaan membuat alat berat yang biasa digunakan mangkrak tepat di depan masjid. Sementara untuk pengerjaan halaman dan pagar masjid tetap dilanjutkan lantaran tidak terkena banjir.

Ditambahkan Broto, proyek akan dilanjutkan kembali pada hari ini. Itu pun jika kondisi cuaca memungkinkan. Ia menargetkan pemasangan box culvert bakal rampung dalam dua pekan mendatang.

Hingga kini, hanya tinggal 8 box culvert lagi bakal tersambung ke Jalan DI Panjaitan. Pihaknya optimistis akan selesai pada 25 Januari mendatang.

Kepala Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Hero Mardanus menjelaskan, pada akhir Desember 2019 lalu, proyek sudah mencapai 60 persen. Pembangunan gorong-goronf ini ditargetkan selesai dalam 50 hari. “Saat ini progresnya sudah mendekati 100 persen,” kata Hero.

Hero mengatakan, proyek drainase selebar 8 meter tersebut berasal dari APBD Samarinda 2019. Jaringan drainase sendiri membelah separuh Jalan DI Panjaitan (samping Masjid Babul Hafazah).

“Jika sudah sampai median jalan tersebut progresnya sudah mencapai 100 persen. Nah, separuh jalannya lagi hingga sampai Jalan Bukit Alaya. Alokasinya di APBD 2020 ini,” tuturnya.

Selain cuaca, kendala dalam pekerjaan proyek tersebut, ada pipa-pipa PDAM dan ada pula kabel listrik. “Untuk ini kami berkoordinasi dengan PLN dan PDAM,” terang Hero.

Untuk diketahui, proyek yang dilelang pada 2019 ini nilainya Rp 4,6 miliar, dengan volume galian drainase 1.959 meter kubik. Ada pula timbunan pilahan berbutir 248 meter kubik, lapis perekat (aspal cair) 75 liter, lembar aspal 500 meter persegi, beton mutu sedang fc 25 Mpa (precast/pra-cetak), beton mutu sedang fc 25 Mpa-In Situ (cetak di lokasi), baja tulangan U39 ulir 96,646 kg, hingga fondasi cerucuk.

Drainase selebar 8 meter (box culver) itu membentang dari Jembatan I hingga Jembatan II (Jalan PM Noor), hingga di depan masjid sampai membelah Jalan DI Panjaitan.

Dari jalan dua jalur tersebut lebar box culver hanya 4 meter (hingga sisi jalan simpang Bukit Alaya). Diperkirakan panjang drainase itu sekitar 200 meter. (kis/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X