Banjir Samarinda, Wali Kota Enggan Disalahkan

- Kamis, 16 Januari 2020 | 15:10 WIB
Syaharie Jaang meninjau banjir di Bengkuring.
Syaharie Jaang meninjau banjir di Bengkuring.

BENGKURING. Kedatangan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang ke lokasi banjir begitu dinantikan para korban. Ya, memasuki hari kelima, orang nomor satu di Samarinda pun datang langsung ke lokasi banjir untuk memantau para korban di Perum Bengkuring, Sempaja Timur, (15/1).

Dengan berbalut pakaian safari putih lengkap dengan pin kebesaran wali kota, Jaang mendatangi satu per satu korban yang masih bertahan di rumahnya. Jaang memahami masyarakat Samarinda memang tak bisa tenang menghadapi musibah. Apalagi genangan tersebut sudah terjadi sejak Sabtu (11/1) lalu.

Jaang pun meyakinkan bantuan segera digulirkan ke posko-posko yang membutuhkan. Berdasarkan data terakhir jumlah korban hingga saat ini mencapai 12.901 jiwa. Banjir kali ini tersebar di 20 titik yang berada di Kecamatan Samarinda Utara, Sungai Pinang, Sambutan dan Palaran. Jaang pun tak mengelak jika beberapa wilayah memang asalnya berupa rawa. Sehingga saat terjadi hujan lebat, air pun menguap dari anak sungai.

"Ini kondisi alam. Harapannya Sungai Mahakam tidak menguap lagi," urainya.

Sehingga ia meminta agar masyarakat tak sepihak menyalahkan pihak manapun. Sebab fenomena alam memang tidak ada yang bisa memprediksikan.

"Contoh saja Jakarta, di sana para ahli semua. Tapi banjir juga kan. Makanya saya minta camat lurah jangan keluar kota," tuturnya.

Iapun memastikan anggaran pengendalian banjir sudah terealisasi di sejumlah titik. Seperti di Jalan DI Panjaitan menuju Bukit Alaya. Sehingga volume banjir bisa berkurang meski tidak langsung hilang. Mengenai bantuan, memang ada anggaran yang disiapkan oleh Pemkot Samarinda sebesar Rp 5 miliar.

"Tapi masih menunggu status. Kalau sudah siaga darurat pasti akan kami gulirkan," jelasnya. Untuk kebutuhan konsumsi serta sayur mayur dan lauk sudah disiapkan oleh Badan Ketahanan Pangan Samarinda.

"Bantuannya langsung berupa beras 5 ton dari Dinas Sosial," katanya. Dalam kunjungannya, Jaang juga memantau kondisi Bendungan Benanga di Lempake Samarinda Utara.

SIAPKAN RP 446 MILIAR

Ratusan miliar APBD sudah digelontorkan untuk menanggulangi banjir di Samarinda. Ditilik dari sejarah, banjir Samarinda memang sudah terjadi sejak 1940. Namun siklus banjir bandang biasanya terjadi setiap 10-20 tahun sekali. Namun tak demikian jika melihat luapan banjir yang terjadi hingga hari kelima (15/1). Padahal belum genap setahun, pada Juni 2019 Samarinda pernah ditetapkan darurat banjir. Memasuki awal tahun, Pemkot Samarinda kembali membuat kegiatan rutin untuk pengendalian banjir.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda, Ananta Fathurrozi membenarkan dana untuk bencana darurat sebesar Rp 5 miliar.

"Tapi itu bisa dikeluarkan setelah ditetapkan sebagai status darurat," bebernya. Sedangkan saat ini genangan Samarinda masih berada pada status siaga. Namun bantuan untuk konsumsi serta kesehatan, kata Ananta bisa digulirkan melalui instansi yang berwenang seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Kesehatan.

Sedangkan untuk kegiatan penanganan banjir, tambah Ananta sudah ditetapkan nilainya dalam APBD murni 2020 totalnya Rp 446 miliar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X