Dikepung 9 Titik Longsor, Satu Keluarga Tidur di Teras

- Rabu, 15 Januari 2020 | 13:08 WIB
TAK hanya banjir, Kota Tepian kini dihantui musibah tanah longsor. Buktinya, terjadi sembilan titik tanah longsor akibat hujan kemarin (14/1). Salah satunya adalah yang terjadi di kediaman Farida (34) di Jalan Lumba-Lumba, RT 05, Gang 7 Kelurahan Selili Samarinda Ilir.
TAK hanya banjir, Kota Tepian kini dihantui musibah tanah longsor. Buktinya, terjadi sembilan titik tanah longsor akibat hujan kemarin (14/1). Salah satunya adalah yang terjadi di kediaman Farida (34) di Jalan Lumba-Lumba, RT 05, Gang 7 Kelurahan Selili Samarinda Ilir.

TAK hanya banjir, Kota Tepian kini dihantui musibah tanah longsor. Buktinya, terjadi sembilan titik tanah longsor akibat hujan kemarin (14/1). Salah satunya adalah yang terjadi di kediaman Farida (34) di Jalan Lumba-Lumba, RT 05, Gang 7 Kelurahan Selili Samarinda Ilir.

Farida mengatakan, sejak semalam ketika hujan turun seluruh keluarganya tak bisa tidur nyenyak. Rumah yang berada di atas bukit serta pengalaman longsor membuatnya khawatir.

Kata Farida, 2016 lalu pernah terjadi longsor hingga dua kali yang terjadi Juni dan Desember di tahun itu. Dari pengalaman jika hujan turun, keluarganya tidak bisa tidur nyenyak. “Khawatir jika terjadi longsor kembali," ungkapnya.

Prasangka adanya longsor pun terjadi. Sekira pukul 11.00 Wita, kemarin (14/1) suara gemuruh terdengar dari belakang rumahnya. Tembok bagian dapur beserta perabotan tiba-tiba hancur. Diterpa material tanah. Kejadian ini membuat anggota keluarga lainnya kaget.

"Padahal suami saya sebelumnya sempat mengecek di belakang, karena ada air masuk. Semua aman saja. Tidak tahunya terjadi longsor," imbuhnya.

Meski beberapa perabotan dan dinding rumah jebol, Farida masih bersyukur selamat dari musibah. Namun, akibat kejadian ini 11 jiwa yang berada di rumah dua lantai itu telah bersiap dan berada di bagian depan rumah untuk mengungsi.

"Sempat juga diberitahu suami, jangan ada di belakang rumah. Jadi kami langsung pergi semua ke depan," sambungnya.

Kini, 11 jiwa yang terdiri dari empat kepala keluarga ini harus tidur di pelataran rumah atau menginap di tempat sanak famili terdekat sembari menunggu situasi normal dan aman kembali.

"Ya, tidur di teras. Bisa juga nginap di rumah keluarga. Belum tahu lagi ini kedepannya. Yang penting selamat dulu lah," pungkasnya.

Ifran, Kabag Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda menuturkan, untuk penanggulangan bencana longsor pihaknya lebih mengutamakan keselamatan pemilik rumah. "Ini cuaca masih basah, jadi belum bisa langsung ke lapangan karena bahaya. Tanah masih terus bergerak, yang penting penghuni dapat selamat," terangnya.

Untuk beberapa daerah yang mengalami longsor, lanjut Ifran tidak ada korban jiwa. Saat ini para korban telah mengungsi. "Teman-temannya di lapangan sudah mengecek, dan telah dibantu warga sekitar," imbuhnya. Untuk saat ini pihak BPBD masih fokus dengan banjir yang melanda Samarinda. Sedangkan longsor menunggu kestabilan tanah. Dan beberapa lokasi juga dibutuhkan alat berat, kami masih menunggu kestabilan tanah," pungkasnya. Berdasarkan data BPBD Samrinda, setidaknya terjadi 8 titik longsor lainnya (selengkapnya lihat grafis). (kis/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X