LAMBUNG MANGKURAT. Hujan yang melanda Samarinda sejak Sabtu (11/1) pagi sampai Minggu (12/1) dan kemudian Selasa (14/1) pagi, dikeluhkan masyarakat Samarinda, khususnya yang berada di kawasan Jalan Lambung Mangkurat.
Bagaimana tidak, meski sudah ada proyek drainase untuk saluran air yang mengarah ke sungai dengan anggaran puluhan miliar rupiah, rupanya masih belum maksimal mengatasi banjir di kawasan tersebut. Warga pun merasa kecewa dengan proyek yang dikerjakan Pemkot Samarinda tersebut, karena dianggap sia-sia.
“Kami sih awalnya melihat proyek tersebut bisa mengatasi banjir. Tetapi semakin lama, banjir kok malah sama saja seperti sebelum diperbaiki. Bahkan malam tadi kami rasa yang terparah banjirnya,” ujar Warga Lambung Mangkurat, Isnawati, kepada Sapos.
Bahkan Isnawati yang juga berjualan makanan di pinggir jalan tersebut, harus merelakan dagangannya tak laku akibat banjir yang membuat sebagian pengendara enggan melintasi kawasan tersebut. Ujung-ujungnya membuat dagangannya sepi pembeli.
“Kalau keadaannya dibiarkan begini saja, kami pedagang jelas pasti akan merugi. Memang banjirnya tidak setiap hari, namun sekali banjir pasti parah, rombong saya saja sampai tergeser-geser,” ungkap pedagang lain yang enggan menyebutkan namanya, di sekitar dagangan Isnawati.
Sementara itu, Anggota FKPM Pelita, Ahmad Sofyan yang berjaga pada malam tersebut menuturkan, kondisi banjir semakin parah dari sebelumnya. Sofyan juga tidak memahami penyebab pasti banjir tersebut.
“Dulu waktu awal selesai pengerjaan drainase di sini jarang banjir. Tapi itu tidak bertahan lama, jadi kami disini yah waspada saja. Apalagi wilayah ini rawan kriminalitas, itu yang kami khawatirkan. Jangan sampai warga kebanjiran, maling malah beraksi,” jelasnya. (mrf/rin)
