Separuh Samarinda “Tenggelam”

- Senin, 13 Januari 2020 | 11:36 WIB
Dari data yang dihimpun, 21 jalan utama dan pinggir kota tergenang banjir dengan ketinggian antara 20 cm hingga 60 cm. Banjir terparah terjadi di Jalan DI Pandjaitan yang merupakan akses utama menuju Bandara APT Pranoto, Sungai Siring.
Dari data yang dihimpun, 21 jalan utama dan pinggir kota tergenang banjir dengan ketinggian antara 20 cm hingga 60 cm. Banjir terparah terjadi di Jalan DI Pandjaitan yang merupakan akses utama menuju Bandara APT Pranoto, Sungai Siring.

SUNGAI PINANG. Ramalan BMKG akan adanya cuaca ekstrem di akhir pekan terbukti akurat. Hujan mengguyur Kota Samarinda sejak Sabtu (11/1) dini hari pukul 03.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita. Diguyur selama 6 jam hasilnya sudah bisa dipastikan, sebagian besar wilayah di Kota Samarinda lumpuh karena banjir.

Dari data yang dihimpun, 21 jalan utama dan pinggir kota tergenang banjir dengan ketinggian antara 20 cm hingga 60 cm. Banjir terparah terjadi di Jalan DI Pandjaitan yang merupakan akses utama menuju Bandara APT Pranoto, Sungai Siring.

Sejak pagi, jalur yang juga menjadi akses penghubung antar kota menuju Kutai Timur dan Bontang sempat putus dan tidak bisa dilewati kendaraan. Pun akses alternatif melewati Perumahan Griya Mukti Sejahtera juga tidak bisa digunakan karena masih terendam banjir.

Kemacetan panjang terjadi dari Jalan DI Pandjaitan. Panjangnya sekitar 10 kilometer dari kawasan Lapangan Gof Tanah Merah hingga pertigaan Masjid Babul Hafazah, Singai Pinang. Bahkan, kendaraan juga turut mengular di tanjakan Perumahan Bukit Alaya.

Banjir setinggi sekitar 60 sentimeter itu membuat pengendara memilih berjalan kaki. Sementara mobil atau sepeda motor mereka diparkir di kawasan Perumahan Bukit Alaya. Kemacetan panjang itu juga membuat ratusan pengendara menumpuk di sekitar Jalan Bukit Alaya, menunggu air surut.

Sejumlah pengendara memaksa menerjang banjir dengan memacu kendaraannya. Beberapa di antaranya mogok di tengah jalan.

Penumpukan kendaraan terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Ratusan petugas dan relawan mengatur arus lalu lintas di simpang tiga Jalan Bukit Alaya menuju Jalan DI Panjaitan. Bahkan sebuah tenda darurat didirikan petugas Polresta Samarinda.

Tak hanya itu, enam unit truk dari Sat Sabhara Polresta Samarinda, Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim, BPBD hingga Satpol PP Kota Samarinda bersiaga untuk mengangkut penumpang.

Tak hanya armada truk, Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim juga menyiapkan perahu untuk mengangkut para pengendara motor khususnya kaum ibu dan anaknya yang terpaksa jalan kaki akibat motornya mogok.

Khusus untuk truk para petugas memprioritaskan ratusan warga yang calon penumpang menuju bandara agar tidak ketinggalan pesawat.

Salah satunya adalah Budi Haeruddin (30) penumpang tujuan Bali yang harusnya berangkat pada pukul 09.30 Wita. Dirinya sudah berada di sekitar Jalan Bukti Alaya sekitar pukul 07.20 Wita. Perjalanannya terhenti lantaran banjir sudah tinggi dan tidak mungkin dilalui.

"Rumah di Samarinda Seberang, jam 06.30 Wita sudah berangkat, malah tertahan di sini hampir 2 jam," kata Budi sembari menenteng tas ransel miliknya. Awalnya Budi khawatir tiket pesawat yang ia beli seharga Rp 800 Ribu bakal hangus. Namun selang beberapa lama menunggu, ponselnya berdering.

"Untungnya ada pemberitahuan bahwa jadwal penerbangan ditunda akibat cuaca," ungkap Budi. Tak hanya Budi, penumpang lain yang bernasib sama juga was-was bakal ketinggalan pesawat. Dengan buru-buru dirinya naik ke atas truk yang disiapkan.

"Pesawat saja jam 11.00 Wita tujuan Surabaya. Takut telat, dari pada hangus lebih baik datang lebih awal," ujar Haerrudin (40).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X