Tahanan Ditemukan Tewas Terborgol, Polsek Seberang Akui Teledor

- Jumat, 10 Januari 2020 | 09:55 WIB
Kapolsek Samarinda Seberang memeriksa tempat Tommi lari.
Kapolsek Samarinda Seberang memeriksa tempat Tommi lari.

RAPAK DALAM. Jiwa kesatria ditunjukkan Polsek Samarinda Seberang. Institusi kepolisian di tingkat kecamatan ini terang-terangan mengakui kaburnya Andi Tommi Alun Samudera Koleba (21) hingga akhirnya ditemukan tewas mengapung di Sungai Mahakam dikarenakan adanya keteledoran personel ketika melakukan penggerebekan dan penangkapan, Jumat malam (3/1) lalu pukul 20.00 Wita.

Meski begitu, Kapolsek Samarinda Seberang, Kompol Suko Widodo menegaskan, kesalahan itu tidak sepenuhnya ditimpakan pada anak buahnya. Karena Tommi sendiri merupakan residivis perkara curanmor memang dikenal liar. Sehingga meski dengan kedua tangan terborgol dia tetap nekat kabur. Sedangkan tak jauh darinya ada dua polisi yang tengah melakukan penggeledahan.

“Dia (Tommi, Red) kabur memanjat pagar tembok di belakang kos-kosan yang dia sewa. Tembok itu cukup tinggi (1,5 meter), namun dia bisa melompatinya,” beber Suko.

Polisi tak tahu pasti kemana kaburnya Tommi malam itu. Karena di lorong jalan kos menuju ke belakang itu sangatlah gelap. Termasuk kawasan di belakang atau di balik pagar tembok yang merupakan tanah becek dan ditumbuhi rumput liar.

“Anggota kami sudah berusaha mengejar dan mencari, namun karena kondisi di TKP gelap dia tidak lagi terlihat,” terang Suko.
Suko memperkirakan jarak TKP penggerebekan dan penangkapan Tommi di Jalan KH Harun Nafsi, Gang Idola, RT 16, Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, dengan rumah orangtua angkatnya di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang, sekitar 4 Km.

“Namun kami tidak mengetahui lewat jalan mana dia menuju ke rumah orangtua angkatnya itu, karena setelah mencari di TKP awal pengejaran tidak dilanjutkan mengingat kondisi TKP yang gelap,” ujar Suko.

Perwira melati satu itu menjelaskan mengenai kronologis penangkapan yang dilakukan dua anak buahnya kala itu. Berawal dari pengakuan salah seorang tersangka curanmor pertama yang biasa dipanggil Bombom, dan telah diamankan di sel tahanan Polsek Seberang. Pengembangan dilakukan dengan menyasar Tommi.

“Karena tersangka awal itu (Bombom, Red) menyebutkan nama dia. Dua anggota kemudian ke TKP untuk melakukan penggerebekan dan penangkapan terhadap pelaku,” jelas Suko.

Polisi yang sudah mengetahui keberadaan Tommi berdasarkan petunjuk Bombom, lantas menggerebek kamar kos di lantai dasar pintu kedua yang disewa Tommi beserta dengan istrinya, Miftahul Janah (18), yang tengah mengandung 9 bulan.

“Karena istrinya dalam keadaan sedang hamil, penindakan terhadap pelaku tidak ada yang dilakukan berlebihan. Setelah memborgol pelaku, anggota yang melakukan penangkapan awal lantas menginformasikan ke anggota lainnya termasuk Kanit Reskrim, Iptu Eddy Susanto dengan maksud meminta bantuan untuk melakukan penggeledahan,” terang Suko.

Namun belum sempat polisi lainnya dating, dua polisi awal yang melakukan penangkapan itu, sudah lebih dulu mengeler Tommi ke kamar kos pintu pertama yang disebut sebagai bengkel namun lebih tepatnya merupakan tempat untuk membongkar atau mengubah motor-motor hasil curian.

“Nah, pada saat itulah pelaku yang berdiri di dekat pintu kabur. Pada saat dua anggota kami melakukan penggeledahan di tempat yang dikatakan bengkel itu,” jelas Suko lagi.
Ketika Tommi kabur, tiga polisi yang datang dengan maksud hendak membantu penangkapan itupun sempat melihat Tommi yang kabur.

“Tapi anggota yang baru datang itu belum sempat turun dari mobil, namun pelaku sudah menghilang,” ujar Suko. Tuduhan keterlibatan Tommi, dengan Bombom itu bukan tanpa alasan. Ketika melakukan penggeledahan di kamar kosnya, polisi mendapati 3 buah kacamata hasil curian di dalam kardus berisi pakaian. Tommi dan Miftha, sebelumnya telah berencana hendak pulang ke kampung halamanya di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). “Barang bukti itu sebelumnya ada di bawah jok motor yang dicuri tersangka utama,” tegas Suko.

Polsek Seberang tetap ikut bertanggung jawab dengan peristiwa itu. Meski tak tahu pasti apa yang menyebabkan Tommi tercebur ke sungai dan tewas, namun polisi tetap menyampaikan turut berbela sungkawa terutama pada Mifta, sapaan akrab istri Tommi, dengan mendatangi langsung rumah kakak ipar Tommi, tempat dimana Tommi sempat disemayamkan sebelum dimakamkan, Selasa malam (7/1) lalu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X