Anak Buah Bupati Bilang Sungai Segah Tak Tercemar, Bupati Sebaliknya, Siapa yang Benar..??

- Minggu, 5 Januari 2020 | 11:27 WIB
Petani keramba mengaku rugi karena ikan mati akibat sungai Segah yang tercemar.
Petani keramba mengaku rugi karena ikan mati akibat sungai Segah yang tercemar.

TANJUNG REDEB. Hujan deras yang mengguyur Berau sejak awal tahun baru disebut-sebut sebagai penyebab berubahnya air sungai Segah, Jumat (3/1). Sungai Segah kembali berwarna hijau jernih dan menyebabkan ikan-ikan mati. Jumlah ikan yang mati banyak, terutama ikan budidaya.

Iwan, salah seorang pemilik keramba menuturkan, dirinya harus kembali bekerja ekstra agar ikan miliknya tidak mati lebih banyak lagi. Salah satunya memberikan oksigen ke dalam air melalui pompa sederhana. “Tetapi kalau kondisinya semakin parah maka harus diangkat, kalau tidak ya mati semua,” ungkapnya.

Sementara ini pihaknya juga masih dalam proses ganti rugi dari perusahaan yang ditengarai menjadi penyebab pencemaran air sungai. Bupati Berau Muharram dengan jelas menyebutkan bahwa salah satu perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab, atas dugaan pencemaran.

“Boleh jadi ini karena faktor hujan yang sangat deras, otomatis terjadi luapan dari limbah,” ungkapnya. Pasalnya hujan deras yang terjadi 3 hari terakhir diduga membawa endapan pupuk dari perkebunan yang berada di pinggir sungai dan anak sungai turun ke Sungai Segah.

Diterangkannya, Pemkab Berau juga sudah menyampaikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup untuk menurunkan tim ke Berau, guna melakukan pengecekan. Ditanya soal pihak yang paling bertanggung jawab, Muharram menyebutkan salah satu perusahaan sebagai pelaku pencemaran yang menyebabkan sungai berubah warna.

“Ditengarai dan dipastikan dari perusahaan, itu alibi kita ke situ tidak kelain. Terlepas dia mau protes ya silahkan saja, tetapi yang jelas sebagai bukti dia melakukan itu dia mau ganti kerugian masyarakat,” ujarnya.

Meskipun secara diplomasi tambah Muharram, pihak perusahaan mengelak sebagai pelaku penyebab perubahan air sungai yang bermula dari pencemaran sungai. Ada dugaan limbah perusahaan sengaja dialirkan ke Sungai Segah langsung.

“Saya ingin katakan mau ikuti instruksi kita, mau membantu masyarakat ganti rugi, maka kita bisa pastikan praktik mereka. Mereka adalah pelakunya, karena tidak ada yang lain. Sanksi kongkret kita berikan dengan kewajiban ganti rugi dan sudah terlaksana saat ini,” terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Sujadi saat diwawancarai membantah jika ini terjadi pencemaran. “Pencemaran itu bukan, sifatnya bukan pencemaran limbah air itu terjadi kemungkinan kelebihan pupuk,” ujarnya.

Ditanya soal hasil penelitian air yang sudah dilakukan, Sujadi mengaku sudah ada namun belum mengekspos. Sujadi beralasan masih menunggu tanggapan dari Bupati Berau. Termasuk saat ditanya apakah sudah menurunkan tim untuk cek kadar air Jumat kemarin, Sujadi mengatakan belum karena anggaran mereka sudah habis. (as/rin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X