Benanga Level Waspada, Dampak Banjir Meluas

- Rabu, 25 Desember 2019 | 13:06 WIB

SEMPAJA TIMUR. Memasuki hari kedua, banjir yang menggenangi kawasan permukiman di Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara kian meluas. Banjir kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi dan luapan Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus.

Selasa (24/12) kemarin kawasan terparah berada di 9 RT. Ketinggian air berangsur naik hingga 60 cm sejak Minggu (22/12) malam lalu.

Meluapnya DAS Karang Mumus disebabkan tingginya debit tinggi muka air (TMA) Bendungan Benanga yang berada di level waspada. Selain di Bengkuring, rumah warga di Perum Griya Mukti yang masih masuk Kelurahan Sempaja Timur juga terendam banjir. Ketinggian air bervariasi. Mulai 30 hingga 40 cm.

Dari pantuan media ini, pada pukul 18.00 Wita kemarin debit TMA Bendungan Benanga mengalami penurunan di angka 65 cm dari sebelumnya berada di posisi 73 cm pada pukul 02.00 Wita.

"Memang turun. Sampai sore ini, asalkan di hulu Bendungan tidak turun hujan deras," kata petugas jaga Bendungan Benanga, Saryono (38) kemarin petang.

Meski debit TMA menurun, tidak lantas menurunkan kesiapsiagaan BPBD Kota Samarinda. Delapan perahu disiapkan. Dua di antaranya sudah ditempatkan di kawasan Perumahan Bengkuring, dimana banjir terluas dan terdalam terjadi.

"Kami posisi siaga. Apalagi, informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan di Desember ini. Puncaknya di Januari nanti," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Hendra AH.

"Sejumlah permukiman memang sudah mulai terendam air. Ketinggian sampai 60 cm di Bengkuring. Perahu sudah kami siapkan di sana untuk keperluan evakuasi warga," sambung Hendra.

Sementara di Bengkuring, banjir saat ini merendam tidak kurang sekitar 200 lebih rumah warga yang berada di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM). Hal ini disebabkan air perlahan merangkak naik.

"Kemarin sore, kami catat ada sekitar 130 rumah warga yang terdampak banjir. Kami dari relawan, siaga membantu warga untuk keperluan evakuasi," kata Fasial, salah satu relawan di lokasi banjir.

Sementara Ketua RT 37, Ahmad Yani menyebut, banjir di wilayahnya bukan kali pertama terjadi. Dirinya masih ingat di tahun 1998, 2008, 2017, dan Juni 2019 lalu permukimannya juga terendam banjir.

"Nah, di tahun 2019 ini malah dua kali banjir. Di bulan Juni lalu dan Desember ini," kata Yani.

Meski banjir kali ini tidak separah di tahun 1998 dan 2018, namun kerepotan yang ditimbulkan kurang lebih sama. Beberapa warga yang rumahnya terendam banjir memilih mengungsi ketempat yang lebih aman. Sementara sisanya memilih bertahan dengan membangun tempat lebih tinggi.

"Kalau di RT saya, hampir semua rumah terkena dampak banjir. Terdalam hingga sepinggang orang dewasa," terangnya.

Dengan kondisi yang terus berulang, dirinya mewakili warga meminta kepada Pemkot Samarinda untuk segera mencarikan solusi terbaik agar banjir tidak selalui menghantui warganya. Terlebih di saat musim penghujan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X