“Bukan Lambat, Tapi Sangat Lambat”

- Senin, 2 Desember 2019 | 16:10 WIB

 

SANGASANGA. Sudah nyaris sebulan pengungkapan pabrik solar ilegal di sejumlah tempat di Samarinda. Bahkan di tempat pengungkapan terakhir di Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar) ditemukan ratusan selongsong peluru dan arena latihan menambak. 

Namun dari banyaknya tempat temuan dan sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan, tak juga mampu membantu polisi untuk segera mengungkap siapa pengusaha besar yang menjalankan bisnis haram ini.
"Kalau bisa kami sebut, penyelesaian kasus ini berjalan sangat lamban. Padahal semua bukti dan juga keterangan bisa didapatkan dengan mudah. Namun penyelesaian kasus ini seperti jalan ditempat," ujar seorang Security Pertamina Field Sangasanga BKO Mabes TNI yang namanya enggan dikorankan, Minggu (1/12) kemarin.


Tim Satgas yang dibentuk Pertamina Field Sangasaga pun bingung dengan kondisi saat ini. Tim ini bertanya, apakah perlu semuanya harus ada kejadian tangkap tangan agar kasus ini bisa ditindaklanjuti semua.
"Saya rasa kepolisian bisa langsung meminta laporan atau keterangan dari warga sekitar. Seperti lokasi terakhir yang kami temukan. Kan, di sana ada wakarnya. Juga ada warga. Tinggal ditanya siapa yang latihan menembak dan melakukan penyulingan ilegal. Karena kami lihat polisi maunya semua harus tangkap tangan," ungkap sumber tersebut.


Sementara itu, di tengah upaya kepolisian mengungkap kasus ini, pihaknya tidak akan berhenti untuk melakukan penyekidikan dan pengungkapan. Bahkan tim satgas juga mencurigai adanya keterlibatan orang besar dalam kasus ini sehingga sangat sulit terungkap. "Bukan lambat lagi sih, tapi sangat lambat," terangnya.
Dirinya pun menginginkan adanya tim khusus yang diturunkan dari pusat dalam melakukan penyelidikan khusus dalam hal ini. Sehingga apa yang sudah dilakukan oleh tim satgas bisa terungkap.


"Kami menunggu saja, semoga ada tim khusus yang dibentuk, karena pengungkapan ini tak akan bisa dilakukan jika kondisinya masih seperti ini," katanya.
Hingga kini, Satreskrim Polresta Samarinda baru menetapkan satu tersangka dari enam TKP yang sudah berhasil diungkap. Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa mengaku pihaknya masih terus melakukan penyidikan untuk mengembangkan kasus ini. (mrf/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

X