Bocah Tewas Terseret Banjir, Ditemukan 800 Meter dari Sekolah

- Jumat, 22 November 2019 | 11:40 WIB

DADI MULYA. Hujan adalah berkah. Namun juga masalah bagi banyak warga. Khususnya mereka yang tinggal di dataran rendah rawan banjir. Seperti di sepanjang Jalan KS Tubun, yang merupakan perbatasan Kelurahan Dadi Mulya dengan Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu.

Banjir sesaat di kala hujan deras setinggi lutut orang dewasa sudah menjadi hal yang biasa. Seperti ketika disaat hujan deras turun, kemarin (21/11), pukul 13.00 Wita. Banjir bahkan menjadi mainan bagi murid yang bersekolah di SDN 009, Jalan KS Tubun, RT 15, Dadi Mulya, di saat mereka baru pulang sekolah. Meski arus cukup deras dan bahaya mengintai, anak-anak tak terlihat khawatir apalagi takut.

Namun rasa berani anak-anak itu seketika berubah kepanikan. Pasalnya salah seorang teman mereka bernama M Fahmi Ridho hanyut terseret derasnya banjir sejauh 800 meter dari depan sekolahnya.

Tubuh bocah berusia 7 tahun itu terombang ambing di air yang menyeretnya. Melewati saluran gorong-gorong dan parit selebar 1 meter selama kurang lebih 15 menit. Warga menemukan tubuh Fahmi, yang sangat lemah dengan bibir membiru. Bocah malang itu masih mengenakan seragam sekolah lengkap beserta tasnya.

Bergegas warga melarikan tubuh bocah warga Jalan Wolter Mongonsidi, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu itu ke Rumah Sakit Dirgahayu. Upaya pertolongan pun dilakukan medis guna menyelamatkan nyawa Fahmi. Sayang, nyawa Fahmi akhirnya tidak dapat diselamatkan.

Tangisan pun seketika pecah. Di kala dokter menyatakan bahwa Fahmi telah meninggal dunia. Seorang wanita paruh baya mengenakan kerudung kuning, mendekap erat tubuh Fahmi yang telah ditutup kain dengan hanya wajah yang tersisa. Wanita itu diyakini adalah ibu Fahmi.

Tak ada yang tahu pasti bagaimana Fahmi bisa terseret arus banjir yang deras. Hilangnya Fahmi, baru disadari setelah sejumlah guru dan orangtua murid lainnya mengetahuinya dari murid lain yang merupakan teman sekolah bocah itu.

"Saya tahunya sudah ramai warga mencari. Ada yang teriak ada anak hilang," tutur Sugiarno (64), pemilik warung yang tepat berada di depan SDN 009.

Mengetahui ada anak yang hilang terseret banjir, Sugiarno turut membantu mencari di sekitar selokan yang masih terendam banjir.

"Ada warga lain yang datang teriak sudah ketemu. Ditemukannya di jalan yang biasa dijadikan pasar malam," ujar Sugiarno.

Kapolsek Samarinda Ulu, Kompol Indra W Majid, melalui Kanit Reskrim, Ipda M Ridwan menjelaskan, Fahmi tidak terseret melainkan jatuh di selokan tepat di tempat tubuhnya ditemukan warga. "Lokasinya di depan tempat penjual gorengan dekat Gang Wiraguna, Jalan KS Tubun," beber Ridwan.

Ridwan menjelaskan, ketika itu Fahmi baru pulang dari sekolah. Fahmi kabarnya bersama 3 orang temannya, namun kenapa pada saat itu Fahmi tertinggal.

"Nah, pada saat itulah teman-temannya menyadadi korban hilang," ujar Ridwan. Keluarga Fahmi menolak dilakukan autopsi pada jasad Fahmi.

"Dalam identifikasi yang kami lakukan, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan di tubuh korban," pungkasnya.(oke/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X