Ini Sosok Hartoyo, Kontraktor yang Diciduk KPK

- Jumat, 18 Oktober 2019 | 12:59 WIB

Wajar jika KPK mengintai Hartoyo. Dalam proses lelang, perusahaan kontraktor milik pengusaha asal Bontang ini hanya duduk di peringkat ke-5. Tapi tiba-tiba justru perusahaan Hartoyo mendapatkan jatah proyek senilai Rp 115 miliar.

Pintu pagar itu terlihat terbuka. Beberapa truk bejejer. Suasana terlihat lengang. Pintu kantor ada tulisan tutup. Tapi wara–wiri karyawan terlihat jelas dari luar dan tetap ada terlihat truk–truk pengangkut pasir yang keluar–masuk. Kabar diringkusnya Hartoyo pimpinan dari PT HTT oleh KPK, cukup membuat publik Kota Taman –sebutan Bontang- kaget.

Salah satu kolega Hartoyo yakni Ir, cukup mengenal koleganya itu dengan baik. Bahkan, pada proyek yang tersandung KPK ini, dirinya juga ikut tender. Tapi kalah. Namun dia cukup kaget, jika Hartoyo mampu mendapatkan proyek ini. Padahal kata dia, secara peringkat, perusahaan Hartoyo tidak berada di peringkat 1.
“Saya lupa peringkat pastinya. Namun yang jelas, peringkat pertama itu PT Jaya Kontruksi kalau tidak salah. Makanya saya kaget juga kok dia yang dapatkan proyek ini,” kata dia kepada Sapos.

Terlepas dari kasus ini, Ir mengaku jika Hartoyo adalah pengusaha kondang yang cukup memiliki sepak terjang yang mumpuni. Dari sepengetahuannya, Hartoyo memang konsen mengerjakan proyek–proyek APBN. Itu sudah dia lakoni sejak tahun 2000-an. Segmennya yakni perbaikan jalan poros provinsi Kaltim.
“Tapi saya dengar juga dia juga dapat proyek di Palu,” katanya.

Untuk proyek yang saat ini kata Ir, Hartoyo baru mengikuti tahun ini. Pada tahun lalu karena proyek ini bersifat multiyears, Hartoyo tidak ikut lelang.
Dimata Ir, perusahaan Hartoyo cukup memiliki karir yang cemerlang. Selain biasa bergelut di proyek–proyek pemerintah, Hartoyo juga dikenal sebagai pengusaha pasir. Perusahaannya menjual pasir dan koral dengan memiliki puluhan truk. Bahkan dia juga memiliki pelabuhan sendiri. Lokasi pelabuhannya tak jauh dari lokasi kantor yang beberapa hari lalu menjadi lokasi Hartoyo ditangkap.

“Setahu saya, usahanya ya itu tadi. Proyek–proyek pemerintah, ready mix dan jual pasir juga. Dia tidak bermain di proyek–proyek perusahan swasta kecuali jual pasir tadi,” jelasnya.
Secara pribadi, Ir juga mengenal Hartoyo sebagai pekerja yang keras. Sebelum menjadi pengusaha, Ir tercatat sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta. Setelah itu, dia menjadi sopir truk yang mengangkut pasir. Dan setelah itu, pelan–pelan Hartoyo mulai merintis perusahannya.

“Ya dia orang yang ulet dan dermawan. Saya juga kaget dia ditangkap KPK. Setahu saya dia ditangkap di kantornya jam 3 sore,” ujarnya.
Sementara itu, saat media ini menyambangi kantor Hartoyo, tak banyak informasi yang didapat. Tak ada segel dari KPK pasca penangkapan. Karyawan memilih bungkam. Namun ada juga karyawan yang justru tak tahu jika Hartoyo ditangkap.

“Saya enggak tahu. Justru baru tahu dari mas ini,” ujar salah satu pekerja.
Aktivitas perusahaan yang masih berjalan normal semakin membuat dia tak sadar bila sang bos dalam ambang tersangka kasus penyuapan megaproyek senilai Rp 155 miliar.

Lebih jauh dikatakan, terakhir kali dia melihat Hty di kantor pada awal Oktober ini. Setelah itu, Hty sudah tak pernah nampak lagi.
“Mungkin sudah dua minggu tidak lihat. Kalau ada di kantor, itu ada mobilnya diparkir di depan [Kantor],” terangnya. (ifr/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X