Cegah Perkembangan Stunting

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 22:43 WIB

DALAM rangka sosialisasi media pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk pencegahan stunting dan media pengelolaan Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting serta memperkuat komitmen dan dukungan pengelola program di lokus stunting terkait.

Maka Perwakilan BKKBN Kaltim menggelar sosialisasi Materi dan Media KIE Pro PN, dengan mengusung tema "Pengasuhan Anak Sedini Mungkin dimulai dari Keluarga Melalui Aktivitas Kelompok BKB", di Samarinda, Kamis (16/10) hinga Sabtu (18/10).
Kegiatan tersebut melibatkan 30 peserta berasal dari lokus stunting yakni Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Malinau, Nunukan, dan Samarinda sebagai peserta lokal.

"Hari ini kita bertemu dengan 4 daerah yang menjadi lokus penggarapan khusus stunting untuk Kalimantan Timur meliputi Penajam Paser Utara dan Kutai Barat. Sedangkan untuk Kalimantan Utara pada Malinau dan Nunukan," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli.

Eli menuturkan, saat ini pihaknya terus gencar melakukan upaya-upaya  pencegahan stunting. Melalui upaya promotif dan preventif melalui berbagai kegiatan pembinaan keluarga agar tidak terjadi lagi masalah stunting.

"Di kegiatan ini akan dibahas tentang bagaimana kita untuk mengembangkan satu media KIE yang efektif untuk kegiatan penyuluhan dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Kaltim, Himpaudi, Himpsy, Ikatan Psikolog. Serta akan berdiskusi upaya dalam hal mengembangkan hal tersebut. Sehingga tujuan kita untuk pencegahan stunting itu bisa kita cegah dengan efektif dan efisien," tambahnya.

Sementara itu, Kasi Promkes, Pemberdayaan dan Kesling Dinas Kesehatan Kaltim, M Maulana Fahmi memaparkan secara absolut data terakhir yang terlaporkan hingga saat ini yakni pada golongan usia 0-2 tahun sekitar 4578 kasus stunting dan golongan usia 0-5 tahun sekitar 19237 kasus. "Harapan Kita kedepan ya memang terjadi penurunan secara Absolut dari jumlah-jumlah kasus stunting di Kaltim," imbuhnya.

Dari data yang ada sebagian besar kasus stunting tersebut terletak di 4 kecamatan di Penajam Paser Utara yaitu Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku. Di Kutai Barat yakni di Kecamatan Bongan, Jempang, penyinggahan, Muara Pahu, Siluq Ngurai, Muara Lawa, Bentian Besar, Damai, Nyuatan, Barong Tongkok, Begang Begong, Melak, Sekolaq Darat, Manor Bulan, Long Iram dan Tering.

"Kita juga dari Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kesehatan lingkungan memang ada sekitar 8 Desa yang ditetapkan sebagai lokus stunting dan akan dilakukan intervensi kesehatan lingkungannya di Kutai Barat untuk 2019 ini. Akan dilakukan intervensi kesling disana dalam hal segi kesehatan lingkungan termasuk penyediaan air bersih, jamban keluarga, dan lainnya," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini pula, pihaknya akan menyampaikan terkait media kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil dan Ibu menyusui serta ada kaitannya terhadap penanggulangan daan pencegahan stunting. "Diharapkan nantinya dari ibu hamil yang sehat atau Ibu yang menyusui diharapkan tidak akan terjadi stunting pada anak yang dilahirkan tersebut," tutupnya. (adv/nch/beb)


Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Area GOR Tapis Akan Dipasang PJU

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:40 WIB

Kuota Haji Kutim Hanya 173 Orang

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:45 WIB

42 Pelaku Balap Liar di Kutai Timur Diamankan

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:15 WIB

Disediakan Duit Rp 800 Juta untuk Tugu PKK Bontang

Selasa, 19 Maret 2024 | 08:15 WIB
X