SAMARINDA KOTA. Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) dan bangunan liar di kawasan Gor Segiri berlangsung hari ini, Selasa (8/10).
Setelah sempat tertunda, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda dan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan merealisasikan penertiban tersebut.
Bahkan 103 personel Satpol PP siap diterjunkan dalam penertiban ini.
"Sudah tidak bisa ditolerir lagi. Bahkan sudah dikasih kelonggaran tapi kali ini akan kami bongkar," ujar Kepala Satpol PP Muhammad Darham.
Sebelumnya para PKL dan pemilik bangunan liar telah ditenggat hingga akhir September lalu. Namun pihaknya masih memberi kelonggaran sembari mempersiapkan tim bersama instansi lainnya.
Direncanakan agenda penertiban dilakukan mulai 09.00 Wita. Tak tanggung-tanggung, Darham menyebut akan melibatkan anggota TNI dan Kepolisian masing-masing sebanyak 5 orang.
"Mereka kami libatkan untuk membantu agar pembongkaran tetap kondusif," tegasnya.
Namun pembongkaran kali ini tidak memakai alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
"Tidak jadi pakai ekskavator. Cukup libatkan personel mereka (PUPR) saja," bebernya.
Dari PUPR sendiri disiapkan sebanyak 20 orang untuk membantu pembongkaran rombong dan bangunan liar lainnya.
Selebihnya Darham mengaku pembongkaran kali ini akibat adanya indikasi penyalahgunaan fungsi.
"Awalnya diperuntukkan untuk berdagang saja. Namun belakangan muncul bangunan liar, akhirnya jadi area kumuh. Padahal itu yang dihindari Pak Wali," urainya.
Terpisah salah seorang pedagang, Nining mengaku telah menerima surat pemberitahuan untuk segera pindah.
"Sebenarnya akhir September barus sudah bersih, tapi kami tetap mengharapkan ada lokasi baru dari pemkot," ujar Nining.
Sebab ia mengaku dulunya ia merupakan PKL pindahan. Lalu Pemkot Samarinda menyarankan untuk berjualan di kawasan GOR Segiri.
"Terus sekarang mau dibongkar lagi. Mau dari mana lagi kami mencari nafkah," pungkas Nining. (hun/beb)
