Bocah Disiksa Pasangan Lesbi Tante

- Rabu, 2 Oktober 2019 | 10:58 WIB

SANGASANGA. Minggu malam lalu (29/9), menjadi malam yang paling menyiksa sekaligus menyakitkan bagi Bulan –-nama samaran. Tubuh kecil bocah berusia 6 tahun itu harus merasakan penyiksaan yang teramat pedih. Bahkan kini berakhir tragis, karena tubuh kecilnya telah terbujur tak berdaya di ruang PICU RSUD AW Sjahranie lantaran koma.

Siksaan itu didapat dari Ss alias Ab (23). Ss merupakan pasangan sejenis tante PT yang berinisial MH. MH adalah adik kandung ibu dari PT. Ss sebenarnya berjenis kelamin wanita. Namun karena merupakan pasangan sejenis Ab, dia pun berperan sebagai pria. Karena itu Ss juga dipanggil Ab. MH dan Ss sudah lama memadu cinta sejenis sesama wanita (lesbi). Hubungan keduanya sudah berlangsung setahun.

Ss dan MH tinggal serumah dan sekamar. Mereka mengontrak di salah satu rumah, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar).

Rumah berdinding tembok dan lantai keramik berukuran 5 x 8 meter itu disewa Ss. Ya, Ss sebenarnya tak memiliki sumber pendapatan tetap. Dia hanya mengandalkan bisnis jual beli ponsel dan motor.

Sejak 1 bulan lalu, PT ikut dengan MH. PT pun tinggal bersama MH, tantenya dan Ss. Awal mula tinggal bersama MH dan Ss, PT tak merasa gelisah. Seperti halnya bocah lain seusianya, PT bebas bermain meski tak diizinkan keluar rumah.

PT merupakan bocah yang rajin. Patuh jika diminta berbelanja di warung. Namun 2 minggu terakhir tinggal bersama MH dan Ss, PT menjadi bocah yang pemurung. Ternyata, hal itu dipicu Ss yang hampir setiap malam menyiksa PT.

PT tak bisa menjerit. Dia takut dengan ancaman Ss ketika menyiksa. Ss mengancam tak segan membunuh PT dan MH jika menangis apalagi berteriak.

Siksaan demi siksaan hanya dapat ditahan bocah kecil itu. Cambuk ikat pinggang, pukulan hanger dan lemparan sepatu seolah menjadi menu makan malam tambahan bagi PT.

Puncak penyiksaan itupun terjadi, Senin (30/9) lalu pukul 03.00 Wita. Subuh itu tubuh PT bahkan diangkat lalu dihempaskan ke lantai. Seketika bocah malang itu tak sadarkan diri setelah kepalanya membentur lantai keramik.

Tubuh PT mengejang. Mulut dan hidung mengeluarkan buih dengan mata yang tak berkedip. Ss panik, ia berusaha membopong tubuh bocah yang disiksanya itu sembari berusaha menyadarkan PT.

MH yang ada di kamar tahu dengan kejadian itu, namun dia hanya diam. Sang tante yang masih berusia 17 tahun itu tak berbuat apa-apa. Kecuali hanya sesekali menyapu buih yang tak henti keluar dari mulut dan hidung keponakannya.

Wajah PT pucat. Tapi lebih pucat lagi wajah Ss. Ss kemudian membawa PT ke Puskesmas Bantuas. Dari situlah awal mula terbongkarnya penyiksaan sadis wanita "pemuja" sesama jenis yang berjiwa psikopat.

"Setelah ditangani di Puskesmas, korban (PT, Red) kemudian dirujuk ke RSUD AW Sjahranie. Medis rumah sakit lalu melaporkan kepada kami dugaan adanya penganiayaan terhadap korban. Kemudian saya perintahkan anggota mengecek, dan ternyata benar korban merupakan warga Sangasanga. Kemudian kami lakukan penyelidikan mendalam dengan memintai keterangan sejumlah saksi serta melakukan pengejaran terhadap pelaku (Ss, Red)," beber Kapolres Kukar, AKBP Anwar Haidar melalui Kapolsek SangaSanga, Iptu Muh Afnan.

Polisi sempat kehilangan jejak Ss yang kabur usai mengantar PT ke puskesmas. Polisi pun berbagi tugas. Ada yang terus memburu Ss dan ada pula yang melakukan olah TKP serta menyita sejumlah barang bukti yang digunakan untuk menyiksa PT.

"Pelaku berhasil kami amankan pagi tadi (kemarin, Red) dengan diserahkan keluarganya," ujar Afnan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X