Udara Samarinda Tidak Sehat, Penderita ISPA Meningkat

- Jumat, 20 September 2019 | 10:29 WIB

AIR PUTIH. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim menemukan udara di Samarinda masuk kategori sangat tidak sehat. Hasil tersebut setelah dilakukan uji kualitas udara. Melalui alat di laboratorium milik swasta. Dua rekan swasta yang diajak kerja sama yakni PT Mutu Agung Lestari dan Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Samarinda.

DHL Kaltim terpaksa mengajak pihak swasta karena dua alat uji udara milik DLH Samarinda dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda mengalami kerusakan.

Pengujian kualitas udara itu melalui pengukuran Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Dilakukan selama 24 jam. Sejak Senin (16/9) hingga Selasa. Dilakukan di Jalan Sentosa, Samarinda. Diperoleh skor 234,2 mikrogram.

"Angka tersebut masuk kategori udara sangat tidak sehat," ungkap Wiwit Guritno, Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan DLH Kaltim saat ditemui di kantornya, Jalan MT Haryono, Air Putih, Samarinda Ulu.

Wiwit mengatakan uji kualitas udara, menurut angka 1-50 masuk kategori udara baik. Angka 51-100 masuk kategori sedang. Lalu 101-199 kategori tidak sehat. Angka 200-299 sangat tidak sehat dan terakhir diatas 300 kategori bahaya.

Uji sampel udara itu menggunakan alat High Volume Air Sampler (HVAS) Ecotech 2000. Cara kerjanya menyedot udara di lokasi sampel lalu menguji di laboratorium.

Atas temukan ini pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberi imbauan kepada masyarakat agar menggunakan masker saat beraktivitas diluar rumah.

"Kami juga rencana bagikan 10 ribu masker setiap hari mulai Kamis (kemarin, Red)," kata dia.

Selain itu, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup di 10 kabupaten/kota di Kaltim untuk melakukan uji kualitas udara. Tapi rata-rata masing-masing kabupaten/kota tak punya alat uji.

Tercatat hanya tiga kabupaten/kota di Kaltim yang punya alat uji dan berfungsi. Yakni: Balikpapan, Bontang dan Kutai Kartanegara (Kukar).

Untuk uji udara di Bontang menggunakan alat Enviromental Particle Air Monitor. Kata Wiwit sudah ada hasilnya. Mencapai 109. Masuk kategori tidak sehat. Sementara di Balikpapan masih kategori baik.

"Sementara Kukar sudah dilakukan, tapi nilainya belum masuk. Kami masih tunggu," kata dia.

Daerah lain yang terdampak asap lebih parah adalah Berau, Paser dan Penajam Paser Utara (PPU). Tapi sayangnya tak ada alat uji udara di tiga daerah itu.

Kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan yang mengepung Kaltim beberapa hari belakangan cukup membuat resah. Selain kualitas buruk, sejumlah penerbangan di bandara pun terganggu.

Bandara APT Pranoto di Samarinda beberapa kali menunda penerbangan pun mengalihkan rute penerbangan ke Bandara Sepinggan di Balikpapan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X