Jembatan Kembar yang Selalu Molor, Jangan Seperti Mahkota II

- Jumat, 20 September 2019 | 10:27 WIB

KARANG ASAM. Warga Samarinda sekilas terlihat sabar. Setidaknya ketika memerhatikan banyak proyek molor yang dikerjakan pemerintah daerah.

Entah kapan masyarakat bisa merasakan manfaat keberadaan Jembatan Mahakam IV atau Jembatan Kembar selain hanya menjadi tempat jogging saat pagi dan sore hari. Kabar terbaru, jembatan yang mulai dibangun sejak 2012 silam ini dipastikan kembali molor. Padahal seharusnya jembatan ini harus rampung sebelum Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak meletakkan jabatannya akhir 2018 silam.

Sempat akan ditarget rampung sebelum April, namun dipastikan gagal. Lalu ditarget lagi bisa rampung sebelum akhir 2019, tapi lagi-lagi kembali dipastikan meleset.

Bayang-bayang proyek ini senasib dengan pengerjaan Jembatan Mahkota II mungkin sudah di depan mata. Ya, Mahkota II memang dikenal sebagai jembatan terpanjang di Kaltim sekaligus jembatan yang terpanjang waktu pengerjaannya. Mulai dibangun 2002 silam, Mahkota II baru bisa dilintasi Oktober 2016 silam.

Tentu Jembatan Kembar tidak akan senasib dengan Mahkota II. Karena saat ini seluruh bagian jembatan sudah tersambung. Tapi kalau kondisi ini terus terjadi, dan lagi-lagi karena alasan anggaran, bukan tidak mungkin Jembatan Kembar bisa “di-Mahkota II-kan.”

Benarkah kembali molornya proyek ini murni karena anggaran? “Sudah kami anggarkan, sebelum masa jabatan kami selesai. Bahkan sudah disahkan. Seharusnya tidak ada alasan lagi jembatan ini molor. Warga sudah lama menanti. Masa hanya diberi janji palsu. Seharusnya Dinas PUPR Kaltim yang bertanggungjawab. Sudah melakukan pelelangan apa belum ,” kata Edy Kurniawan, mantan anggota DPRD Kaltim periode 2014-2019, kemarin (19/9).

Edy meminta pihak terkait memberikan penjelasan detail terkait molornya penyelesaian jembatan ini. Bahkan dirinya menuturkan, seharusnya jembatan tersebut selesai pada akhir tahun 2018 lalu. Kontraktor yang mengerjakannya pun sudah dikenakan sanksi denda dan diputus kontraknya karena tidak menyelesaikan progres jembatan tersebut tepat waktu.

“Tidak ada masalah lagi menurut saya. Dana sudah ada, tinggal dikerjakan saja. Pemprov Kaltim harus gerak cepat dalam menyelesaikan jembatan ini. Paling tidak bulan ini harus dikerjakan untuk mengejar target bulan Desember,” tuturnya.

Sebelumnya Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menerangkan bahwa keterlambatan ini karena material untuk pengerjaan sisa jembatan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Belum lagi pengaspalan dan uji beban yang akan terjadi selama kurun waktu 6 bulan.

“Yah, tunggu selesai semua. Tidak bisa juga dikejar, karena ada uji beban lagi yang memakan waktu,” ucapnya.

Perlu diketahui, jembatan ini masih memerlukan Rp 28 miliar dengan rincian pengerjaan fisik sebesar Rp 16 miliar dan lampu tematik Rp 12 miliar. Anggaran ini pun sudah masuk di APBD 2019 dan juga APBD Perubahan. Bahkan sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kaltim, Taufik Fauzi mengatakan bahwa lelang dilakukan pada Agustus lalu. Namun nyatanya hingga saat ini lelang belum juga dilakukan. Sehingga belum ada pengerjaan untuk penyelesaian jembatan tersebut. (rm-1/nha)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB
X