SAMARINDA KOTA. Manajemen Borneo FC mulai berbenah jelang berakhirnya putaran pertama Liga 1. Mulai dari sisi teknis menyangkut kontribusi pemain, hingga evaluasi pada jajaran manajemen sendiri. Untuk pemain, manajemen sudah melakukan perombakan meski tak signifikan.
Pemain yang dianggap tak memberi kontribusi besar serta tak sesuai dengan skema yang dimainkan pelatih Mario Gomez, langsung terdepak dari tim. Alfonsius Kalvan, Fingky Pasamba dan Asri Akbar adalah deretan pemain lokal yang sudah tak berseragam Pesut Etam. Sementara Jan Lammers akan dipinjamkan ke klub lain, dengan alasan permainannya tak sesuai dengan taktik yang dijalankan Gomez.
Namun evaluasi paling dirasakan berdampak saat ini atas kelangsungan perjalanan Borneo FC di kompetisi ada di sisi manajemen, terutama yang bergerak di bidang promosi. Pasalnya selama putaran pertama berlangsung, tingkat kehadiran penonton di Stadion Segiri bisa dikatakan terbilang sepi. Imbasnya, pemasukan ke manajemen Borneo FC sangat minim.
Itulah sebabnya manajemen mulai memikirkan memindahkan home base Borneo FC di putaran kedua nanti. Tak lagi bermain di Stadion Segiri, namun “dihijrahkan” ke Stadion Mulawarman, Bontang.
Kabar mengenai pemindahan kandang Pesut Etam ini disampaikan manajer tim, Dandri Dauri saat dikonfirmasi Sapos. Dandri mengaku, akan sulit bagi Borneo FC jika tingkat kehadiran penonton selama bermain di kandang sangat minim.
“Itu (pemindahan home base) sudah kami bahas bersama manajemen yang lain. Saya tak bilang pemindahan tersebut pasti, tetapi akan kami lakukan jika memang hasil kajian dan evaluasi mengharuskan itu terjadi,” ujar Dandri.
Selama Borneo FC hadir di Samarinda, atau tepatnya sejak 2013 lalu, jumlah suporter yang mendukung tim ini memang tak stabil. Penonton sempat membludak ketika Borneo FC tampil di Piala Gubernur Kaltim, terlebih saat masuk final tiga tahun silam di Stadion Utama Kaltim, Palaran. Selanjutnya, jumlah dukungan tak signifikan. Meski lawannya adalah tim besar, tingkat kehadiran penonton tak pernah tembus hingga 10 ribu.
Dandri mengatakan, seandainya jumlah penonton stabil di angka 5 sampai 6 ribu di setiap pertandingan, mungkin wacana pindah kandang tak akan tercetuskan. Manajemen sendiri sebenarnya sudah bekerja maksimal untuk mendatangkan penonton ke stadion. Mulai harga tiket yang diturunkan, hingga memindahkan pertandingan dari sore ke malam. Namun dukungan pada Borneo FC tetap tak maksimal.
“Soal harga tiket rasanya sulit untuk kembali diturunkan dan dibuat flat harganya selama semusim. Tapi nanti kami akan bicarakan lagi dengan manajemen. Apakah harga tiket perlu diturunkan lagi atau bagaimana,” tegas Dandri mengakhiri. (upi)