Anggaran Hilang Misterius

- Rabu, 28 Agustus 2019 | 17:30 WIB

TENGGARONG. Sejak 2018 lalu jalan penghubung antara Kecamatan Sebulu dengan Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengalami rusak pada 3 titik. Terparah pada 1 titik yang sempat putus. Namun sementara ini tetap bisa dilewati kendaraan warga, setelah diurug secara swadaya. Lalu, bagaimana perhatian Pemkab Kukar terhadap nasib jalan poros menghubungkan Desa Sebulu Modern dengan Desa Manunggal Daya dan sekitarnya itu?

Anggota DPRD Kukar, Arif Turiadi kepada Sapos, Selasa (27/8) mengaku sudah mengusulkan proyek perbaikan jalan putus itu di pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-Perubahan (RAPBD-P) Kukar 2018. Dia bahkan mengaku mengawal anggaran itu, sehingga masuk RAPBD-P.
“Eh malah hilang belakangan. Entah dicoret siapa, sehingga tak muncul saat APBD-P tersebut disahkan. Bahkan sampai pada APBD Kukar 2019, anggaran diusulkan sebesar Rp 1,5 miliar untuk perbaikan jalan putus itu, tetap juga hilang,” ujar
Ya, wajar saja Alif --demikian politisi Partai Gerindra ini akrab disapa-- ngotot memperjuangkan perbaikan jalan putus tersebut. Lantaran dia duduk di Dewan Kukar, dari daerah pemilihan (Dapil) Tenggarong Seberang, Sebulu dan Muara Kaman. Sehingga nyaris setiap waktu, ada saja warga Sebulu maupun Muara Kaman, menyampaikan pengaduan atau laporan serta keluhannya, terkait kerusakan jalan tersebut.
Ditambahkannya, dulu badan jalan beton ini sempat terputus total. Tapi masyarakat sangat memerlukan jalanan ini. Maka secara swadaya mereka memperbaiki, dengan diurug tanah campur batu. Dari kondisi itulah kami selaku wakil rakyat di DPRD Kukar mengusulkan, ada anggaran untuk perbaikan badan jalan tersebut. “Tapi sampai sekarang, tidak jelas lagi ceritanya,” ucap Alif dengan nada kecewa.
Kekecewaan pria berkacamata ini kira tak berlebihan. Sebab selama badan jalan pada 1 titik itu putus dan tak kunjung diperbaiki, sudah banyak warga selaku pengendara mengalami kecelakaan. Mengingat lokasi kerusakan memang berada di turunan sekaligus menikung, jika dari arah Tenggarong menuju Muara Kaman. Beberapa kali pengendara motor terjungkal sehingga cidera, begitu kendaraannya “nyemplung” ke jurang.
“Jika melihat kondisi di lapangan, jalan itu putus karena berada di jalur aliran air dari atas bukit. Kan bisa dibuatkan gorong-gorong, begitu badan jalan itu diperbaiki. Fungsi jalan sepanjang 12 Kilometer itu sangat penting. Setiap waktu digunakan masyarakat Sebulu serta Muara Kaman dan sekitarnya, untuk ke Tenggarong, maupun sebaliknya. Mengingat jalur lainnya, yakni jalan poros provinsi terletak di bagian darat, jaraknya lebih jauh. Harus melintas wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang. Sedangkan kerusakannya jalannya bahkan lebih parah,” kata Alif. (idn/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X