Nasib Museum Samarinda, Belum Beroperasi, Mulai Rusak

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 17:21 WIB

Sejumlah proyek di Samarinda terkesan dieksekusi tanpa perencanaan yang matang. Museum Samarinda contohnya. Tak kunjung beroperasi karena berbagai kendala. Sementara sejumlah titik bangunannya sudah mulai rusak.

 “Sedang finalisasi struktur. Kami sudah menyelidiki tanah dan sudah ketemu tanah dalamnya, jadi sekarang konsultan sudah bisa merancang bangunan teknisnya.” Pernyataan ini diungkapkan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Samarinda, Dadang Airlangga, dua tahun lalu. Pernyataan disampaikannya 2 Februari 2017 lalu jelang pembangunan Museum Samarinda. 

Akhirnya museum dibangun. Dengan konsep interior konservatif, informatif, edukatif, rekreatif, inovatif dan interaktif.
Nilai konservatif dihadirkan dengan desain karakteristik tari Jepen Tepian Olah Bebaya.

Nilai informatif dan edukatif menyampaikan informasi benda koleksi yang dikelompokkan berdasarkan kronologis sejarah Kota Samarinda.
Museum mengambil tema Exploring Local History Experience. Mengajak pengunjung menjelajahi, dan belajar sejarah di delapan zona dengan suasana berbeda beda.  Material lokal, kayu ulin dan meranti juga digunakan memperkuat identitas lokal.

EKSPEKTASI TAK SEINDAH FAKTA

Dua setengah tahun kemduan atau Juli 2019 bangunan itu belum berfungsi. Di beberapa bagian justru rusak.
Pantauan Samarinda Pos ke Museum Samarinda, di Jalan Bhayangkara, beberapa titik desain eksterior rusak. Sebagian ulin membalut dinding sisi kiri kanan menyerupai ornamen ketupat terlepas dari sambungan.

Plafon di bawah ornamen jebol menggantung. Memberi kesan kumuh. Kerusakan diduga terkena rembesan air hujan dan panas. Lantai dasar pendekat tangga pun retak. Semen coran terkelupas.

Pintu museum dari kaca terkunci. Samarinda Pos memandang isi museum ini dari luar. Mengambil sejumlah gambar.
Tampak beberapa foto Samarinda tempo dulu. Terpasang di etalase. Di sebelahnya dipajang buku-buku tentang Samarinda.
Sedang bagian tengah ada etalase kaca. Berbentuk segi empat. Belum berisi.

Di ruang sebelah dijejer foto wajah wali kota zaman dulu. Sebagian foto warna hitam putih. Belum tampak benda antik lain. Kecuali foto dan buku itu.

Samarinda Pos menemui sejumlah staf Dinas Kebudayaan di museum itu. Tapi mereka enggan memberikan komentar. Atau sekadar informasi yang bisa disajikan untuk pembaca Samarinda Pos.

Samarinda Pos mendatangi Kantor Dinas Kebudayaan di Jalan Biola, Samarinda Ulu. Juga tak bisa menemui pejabat setingkat kepala bidang, apalagi kepala dinas. Alasannya sedang tak ada di tempat.

Sebelumnya, kapada awak media, Kepala Bidang Sejarah dan Tradisi pada Dinas Kebudayaan Kota Samarinda, Slamet Diyono masih enggan dikonfirmasi mengenai persoalan ini.  Pihaknya hanya menerima serah terima museum dari Dinas Disperkim Kota Samarinda sejak Januari 2019.
Saat ini, pihaknya sedang fokus persiapan penataan display sejumlah panel digital informasi. Ini sebagai persiapan pembukaan museum untuk umum. 

PEMBANGUNAN MUSEUM TANPA RENCANA?

Pembangunan fisik gedung musem dilakukan secara terpisah dengan Taman Samarendah. Proyek ini dikerjakan Disperkim. Disebut-sebut memakan dana Rp 12 miliar. Pembangunannya dirangkap dengan pariwisata center. Bangunan kecil yang posisinya di depan museum. Menyerupai pos jaga. Pariwisata center itu pun belum berfungsi.

Setelah dibangun, Dinas Kebudayaan diminta mengelola. Namun, hingga kemarin tak kunjung difungsikan. Dugaan kuat Dinas Kebudayaan kesulitan mencari barang sejarah atau konten museum.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X