Warga Mengeluh, Banyak Pengetap Antre di SPBU

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 23:42 WIB

TENGGARONG. Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi yang relatif murah, mendorong banyak pihak mencari keuntungan. Kondisi itu juga berkembang di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Para pengetap solar melakukan aksinya, mendominasi antrean kendaraan untuk membeli solar di sejumlah SPBU. Karuan saja itu sangat dikeluhkan warga.

“Sejak pagi, siang, sore sampai malam, hanya kendaraan besar-besar seperti truk dan mobil milik pengetap solar yang mendominasi antrean ke SPBU di Timbau ini. Sedangkan masyarakat awam seperti saya, hanya bisa mengurut dada. Tidak bisa ikutan antre karena barisan kendaraan sangat panjang. Sedangkan saya tidak punya banyak waktu, diburu kesibukan,” ucap Kardi, warga Tenggarong, menyampaikan keluhannya kepada harian ini.

Warga, khususnya pemilik kendaraan pribadi bermesin diesel di Tenggarong, memang seakan tersingkir dengan dominasi truk dan mobil pengetap solar. Nyaris setiap hari, jika di SPBU Timbau tersedia solar, dalam tempo singkat muncul banyak truk dan mobil pengetap. Barisan kendaraan itu mengular di tepi Jalan Wolter Mongisidi, dekat SPBU bersangkutan. Sebagian lagi berbaris “sembunyi” di kawasan Jalan Arwana, sampai kantor DPRD Kukar.

“Ya seperti saya ini memang susah jika harus ikut antrean panjang di SPBU, untuk beli solar. Sebab setiap membeli paling banyak Rp 200 ribu. Tapi musti lama antre. Bahkan pernah, setelah lama antre karena berada di barisan belakang yang berada depan kantor bupati, setibanya di SPBU, saya malah tidak kebagian. Karena solar, kata petugasnya SPBU, sudah keburu habis,” terang Umar, juga warga Tenggarong.

Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau warga terpaksa membeli solar di eceran. Tentu saja harganya terpaut sekitar Rp 2 hingga Rp 3 ribu lebih mahal per liternya, daripada solar di SPBU. Maka dengan kondisi tersebut, warga meminta pihak terkait bisa melakukan penertiban.

“Kami minta perhatian petugas Polres Kukar, juga Pertamina, supaya dapat menangani persoalan ini. Jangan sampai nanti seperti di Samarinda, masyarakat bertindak sendiri agar para pengetap solar tidak mendominasi SPBU,” ujarnya. (idn/rin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X