Jadwal Pembongkaran Ditunda, Warga Minta Dicarikan Rumah Sewa

- Selasa, 30 Juli 2019 | 13:57 WIB

AIR PUTIH. Permasalahan relokasi warga di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Gang Nibung-Perniagaan belum ada titik temu. Rencana pembongkaran permukiman warga kembali tertunda. 

Ini berdasarkan kesimpulan dari pertemuan tim pengendalian banjir terdiri dari Bappeda Kaltim serta instansi terkait Pemkot Samarinda, bersama warga terdampak di Aula Kantor Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Juanda (29/7) pagi. Warga tersebut terdiri dari RT 26-27 Kelurahan Sidodadi. Padahal dalam surat edaran pemkot, warga diminta membongkar rumahnya paling lambat 30 Juli ini.

Menurut Kepala Bappeda Kaltim Zairin Zain, pihaknya masih memberi toleransi karena permasalahan sosialnya belum dituntaskan pemkot. “Sebagian dulu yang akan kita bongkar, karena sudah ada beberapa yang mengosongkan hunian. Sedangkan yang belum, itu harus diselesaikan dulu masalah sosialnya, baru bisa kita tertibkan,” tegas Zairin.

Meski demikian Zairin meyakinkan pemprov sudah menyiapkan Rp 5 miliar untuk membantu pemkot dalam menyiapkan dana kerahiman bagi warga terdampak, yang memiliki surat lengkap atas kepemilikan tanah. Rencananya anggaran tersebut akan digulirkan melalui format bantuan provinsi (banprov) yang masuk batang tubuh APBD Perubahan Kota Samarinda Tahun Anggaran 2019.

“Itu khusus dana kerahiman saja, untuk kegiatan pengerukannya kami siapkan Rp 10 miliar. Namun kita juga butuh dukungan dari masyarakat," tegasnya.

Meski demikian hingga saat ini aktivitas pengerukan tetap berjalan sedalam 6 meter untuk mengurangi sedimentasi yang telah menumpuk. Sedangkan total bangunan yang ada di bantaran SKM Gang Nibung-Perniagaan berjumlah 482 rumah.

“Yang dikerjakan yang sudah selesai permasalahan sosialnya saja. Ini juga masih menunggu tim appraisal untuk menentukan nilai ganti rugi bagi warga yang memiliki alas tanah (sertifikat)," jelasnya.

Terpisah, salah seorang warga Nadira dari RT 26 meminta agar pemkot bersedia mencarikan rumah sewaan bagi warga terdampak, yang letaknya tidak jauh dari Pasar Segiri. “Kami bersedia pindah, asalkan mendapatkan ganti rugi. Apalagi yang sehari-hari berjualan di Pasar Segiri. Kita harus bangun subuh, jadi kalau cari sewaan yang jauh, susah lagi kita berjualan," pungkas Nadira. (hun/nin)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X