Sugeng: Atasi Spekulan, Pemkot Harus Action

- Jumat, 19 Juli 2019 | 21:25 WIB

SAMARINDA. Sebagai bentuk keseriusan menjaga inflasi Kota Samarinda, kembali digelar rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda Tahun 2019 Triwulan II di Aula Rujab Wali Kota Samarinda, Jumat (19/7). Kegiatan tersebut dirangkai dengan perpisahan M Nur, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim – Kaltara. M Nur merupakan anggota TPID yang segera pindah tugas ke Departemen Komunikasi Kantor Pusat BI Jakarta.

"Yang penting TPID bisa membantu masyarakat, seperti yang heboh kemarin kenaikan bawang putih," ucap Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, yang menyempatkan hadir setelah pelantikan Kepala Sekolah SD dan SMP di SMPN 38, Jalan Jakarta.

Jaang mengatakan, Pemkot Samarinda siap mendukung dengan kebijakannya mengatasi gejolak inflasi.

"Kalau dulu kan panen raya itu identik dengan padi. Sekarang bagaimana kalau panen raya itu diganti seperti panen raya cabe, tomat dan lainnya sehingga paling tidak bisa membantu masyarakat. Ya diawali dari RT, lurah, camat, kepala OPD, sekkot yang menanam sedikitnya di pekarangan rumahnya. Sehingga program itu bisa disosialisasikan sampai ke masyarakat luas,” terang Jaang.  

Sementara dari laporan Bulog, Pertamina sampai saat ini tidak ada kendala karena stok masih aman.
“Alhamdulillah inflasi Kota Samarinda masih jauh di bawah pusat. Dan perlu diketahui, ini mulai masuk musim kemarau sehingga perlu diantisipasi. Karena pasokan bahan pokok Kota Samarinda juga banyak dipasok dari Jawa Timur dan Sulawesi," jelas Sekretarus Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin.

Menurut Sugeng, Samarinda memang berbeda dengan daerah lain. Tapi terus  mempelajari dari tahun ke tahun, mulai dari Ramadan, Lebaran, serta Natal. Pedagang memanfaatkan situasi tersebut, sehingga harga bisa melambung.  "Kita harus persiapkan agar upaya penanganannya bisa terealissi di lapangan. Pemkot Samarinda mengupayakan perubahan mindset, bahwa bahan pokok yang ada ini tidak selamanya harus ada, paling tidak membuat para spekulan berpikir kalau mau menimbun,” jelas Sugeng. Berikutnya beber Sugeng, untuk mengatasi spekulan Pemkot Samarinda harus action.

“Seperti bawang putih kemarin kita panggil distributor supaya menjual ke pemerintah. Bagaimana caranya kita punya PDPAU dan Alhamdulillah berhasil. Setelah itu harga di pasaran berangsur turun,” ujarnya. Sementara itu M Nur menutup rakor dengan harapan supaya inflasi di Samarinda tetap stabil sebagai ibu kota provinsi.  “Dan perlu diketahui untuk daerah Kalimantan, inflasi di Kaltim paling terendah dibandingkan Kalimantan lainnya,” tutupnya, di depan perwakilan Bulog, BPS, Pertamina dan undangan lainnya. (*s/ikl/rin)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X