Berbagi Ilmu Lewat Pelatihan Kepribadian dan Komunikasi

- Selasa, 16 Juli 2019 | 21:34 WIB

BERSEDEKAH memang banyak cara. Tak hanya membagikan sedikit harta. Berbagi ilmu juga menjadi bagian dari wujud sedekah dalam bentuk lain yang dilakukan wanita yang dikenal dengan sebutan Tyas.

NAMA Amin Wahyuning Tyas mungkin selama ini lebih dikenal sebagai seorang perempuan karir yang berprofesi sebagai fashion desainer dan mentor kerajinan tangan atau handmade. Namun belakangan namanya pun dikenal sebagai Mentor Kepribadian dan Komunikasi. Memang perempuan kelahiran 20 Juli 1977 ini, dikenal aktif sejak masih duduk dibangku kuliah di salah satu Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi di Kota Samarinda.

Anak pasangan Muhammad Sidiq dan Sukimah ini memiliki jiwa mandiri, karena sejak usia 10 tahun, dia telah menjadi yatim, karena ayahnya meninggal dunia. “Pesan dari ibu saya sangat kuat membentuk karakter saya. Beliau berpesan, walaupun kelak kamu mempunyai suami yang mapan, tapi kamu juga harus bekerja keras," ungkapnya.

Pesan itu terpatri kuat. Bahkan ketika dia telah bersuamikan, Muhammad Rusdianur yang berprofesi sebagai guru agama di salah satu Sekolah Dasar (SD), dia tetap menyibukkan diri dalam kegiatan fashion desainer. Bahkan ketika telah dianugerahi dua anak, masing-masing Ahmad Ibnu Maulana yang kini masuk kuliah dan Nadia Amalia Rizky, kini duduk dibangku kelas 3 SMP.

Kecintaannya pada dunia fashion dan handmade membuatnya meraih beberapa penghargaan, diantaranya penghargaan dari Jogja pada kegiatan di bidang Fashion Designer, kemudian pada 2013, di Surabaya meraih penghargaan dalam rangka Hari Bumi, kategori Inspiratif dalam Pemanfaatan Limbah Alam dan Produksi Asean Carnaval di Bangkok Thailand th 2013, serta di 2014, menyabet penghargaan bidang kepribadian Menumbuh Kembangkan Atitude Sejak Dini.

“Awal saya menjadi mentor bermula ketika puasa 2003, dengan kegiatan kelas masak-memasak yang diikuti oleh anak-anak TK, cara menghias kue tart, setelah itu naik ke tingkat kelas dewasa. Akhirnya, saya mulai sering diundang berbagai instansi pemerintah, perusahaan swasta hingga keluar daerah sebagai mentor,” ujarnya.

Sementara menjadi mentor kepribadian dan komunikasi menurutnya, punya tantangan dan kebanggaan tersendiri, karena dari kecil dia merasa senang, jika dirinya berarti untuk orang lain di saat seseorang memerlukan dirinya dan dia bisa membantu. Disitulah dia merasakan sangat berarti.

“Menjadi mentor memang tidaklah mudah, dia juga pernah mendapatkan kendala secara skill dalam menghadapi peserta dari berbagai macam latar belakang, tetapi untuk masalah pribadi tidak ada,” ucapnya. Ayuning Tyas mengatakan, motivasinya buat semua orang, "Jangan malu melangkah, jangan ragu untuk memulai. Sedangkan motto saya, ingin menjadi manusia berguna dan menginspirasi banyak orang.” (soc/pms-1/aya)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X