SAMARINDA KOTA. Kabar mengejutkan datang pada manajemen Borneo FC. Ya, sehari jelang pertandingan kontra Kalteng Putra di Stadion Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, satu pemain utama mendadak mendapat sanksi dari komisi disiplin (komdis). Ambrizal Umanailo, sayap kiri Borneo FC dipastikan tak bisa diturunkan di laga ini. Tekel keras Umai – sapaan akrab Ambrizal Umanailo – pada pemain Persebaya, Misbakus Solihin di Stadion Segiri, 23 Juni lalu menjadi penyebabnya.
Umai dituding sengaja ingin mencederai lawan, sehingga harus mendapat sanksi larangan satu kali pertandingan.
Sanksi pada Umai ini jelas membuat manajemen terkejut. Selain diberikan secara mendadak, manajemen sama sekali tak bisa melakukan banding untuk sekadar melakukan pembelaan.
"Terus terang kami kaget tiba-tiba mendapat surat sanksi dari Komdis untuk pemain kita Umanailo. Tak hanya pada pemain senior, sebab empat ofisial pelatih dari Borneo U-18 juga mendapat teguran keras dari komdis. Anehnya, kita sama sekali tak dipanggil untuk memberikan penjelasan," ujar Dandri Dauri, manajer tim.
Ya, selain Umai, manajemen Borneo FC juga mendapat surat teguran keras atas perilaku tim pelatih Borneo FC U-18. Empat ofisial yang mendapat teguran tersebut adalah Ricky Nelson Gideon, Victor Simon Badawi, Hendra Nur Saputra serta Muhammad Arifin. Uniknya, sanksi yang didapat keempatnya saat Borneo FC U-18 bertemu Persebaya U-18, pada 22 Juni.
Keempat ofisial ini memang tak mendapat sanksi selain teguran. Namun ancaman sudah diberikan komdis, yakni akan memberikan sanksi berat jika perlakuan sama terulang pada pertandingan lainnya.
Menurut Dandri masalah di tim junior tak terlalu membuatnya pusing. Namun sanksi Umai membuat tim harus melakukan perubahan secara mendadak.
“Kita memang ada pengganti Umai dalam tim di setiap pertandingan. Tapi hal ini jelas mengganggu program pelatih. Masalah ya itu tadi, kita tak bisa melakukan banding. Kita bisa menerima, tapi yang disayangkan kenapa komdis mengambil keputusan secara sepihak seperti itu," tegasnya. (upi)
