Mulai Surut, Hujan Deras Masih Menghantui

- Minggu, 16 Juni 2019 | 13:19 WIB

SAMARINDA. Hujan deras masih akan mengguyur Samarinda dan sekitarnya. Kendati demikian curah hujan masih dibatas normal. Tidak seperti yang terjadi, Minggu (9/6) lalu.

Hal demikian diutarakan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Temindung, Juli Budi Kisworo kepada Sapos, kemarin (15/6). Ia menerangkan siklus cuaca biasanya berurutan. Mulai dari panas, agak panas sampai panas sekali. Pun demikian dengan hujan. Siklusnya adalah ringan, agak deras dan deras sekali. Nah, saat ini hingga beberapa hari mendatang masuk siklus agak deras. "Makanya wajar masuk peringatan dini karena kita dalam kondisi seperti itu," kata Juli.

Dilansir dari situs BMKG.go.id, peringatan dini disertakan selama tiga hari yakni Sabtu (15/6) kemarin, hari ini, hingga Senin (17/6) besok. Beberapa tempat berpotensi hujan lebat dan dapat disertai petir.

Hanya saja hujan lebat tersebut tidak masuk dalam kategori tinggi. Normalnya bulan Juni curah hujan terutama di Samarinda ukurannya adalah 180 milimeter. Hingga saat ini hujan yang turun angkanya masih 145 milimeter, atau di bawah itu.

"Nanti pasti lebat lagi, tapi tidak selebat saat hari Minggu itu," tambahnya. "Jarang terjadi hari ini lebat besoknya hujan lagi dengan curah hujan yang sama," sambung Budi.

Cuaca saat ini lanjutnya masih dalam fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO). Kondisi ini membuat curah hujan khususnya di Indonesia bagian timur mendadak tinggi. Fenomana ini sendiri terjadi akibat adanya pertemuan angin dari beberapa daerah dan angin yang berbelok. Datangnya MJO saat musim hujan akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah yang dilintasi.

“Memang harusnya sekarang musim kemarau, ternyata ada juga musim hujan. Itu yang terjadi di Samarinda, hujan lebat,” jelasnya lagi. Yang jadi persoalan, lanjut Budi adalah daya serap tanah dikhawatirkan berkurang. Ini diakibatkan dari kondisi tanah sudah terlampau banyak menerima air. Baik dari hujan maupun luapan Sungai Mahakam.

"Penyerapan berkurang, air bisa lambat turun," ungkapnya lagi. Karena itu pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada. Masyarakat yang menjadi korban banjir sebaiknya masih tetap bertahan di posko pengungsian. "Kalau yang di Bengkuring jangan pulang dulu ke rumah, bertahan saja di pengungsian selama 3 hari. Ini untuk sementara," pungkasnya.

WASPADAI PERUBAHAN CUACA

Kota Samarinda kembali diguyur hujan sejak pukul 02.00 Wita hingga 10.00 Wita, kemarin (15/6). Beruntung hujan tersebut tidak banyak berpengaruh. Secara umum, banjir yang menggenang di 13 kelurahan dari 5 kecamatan mulai menurun. Kini tinggal 9 kelurahan dari 4 kecamatan yang masih terendam banjir.

Empat Kelurahan, yakni Kelurahan Pelita, Mugirejo, Sungai Pinang Dalam dan Bukit Pinang kondisinya telah normal kembali.

Meski demikian, warga yang hingga kini masih terdampak banjir, masih belum dapat beraktifitas normal. Kebanyakan masih berharap dari bantuan donatur yang datang ke permukiman maupun pemerintah.

"Di rumah saya masih terendam. Mau beraktifitas agak terbatas. Mau masak juga masih tidak mungkin. PLN masih mati." kata Musrifah (39), warga Gunung Lingai.

Jika dari data awal terdapat 56.123 jiwa dari 17.485 kepala keluarga yang terdampak banjir. Kemarin diprediksi sudah menurun.

Untuk mengantosipasi keluhan warga terdampak banjir ini. Berbagai bantuan masih terus berdatangan dari relawan maupaun pemerintah. Salah satunya dari Info Taruna Samarinda, dengan membawa 350 bungkus berisi kebutuhan kusus dan 310 nasi bungkus.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X