SAMARINDA. DPD dan DPC Partai Demokrat se Kaltim menolak desakan Kongres Luar Biasa (KLB) oleh Presidium Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD).
"Kami DPD dan DPC Demokrat se-Kaltim menolak dengan tegas untuk KLB. Tidak perlu dilakukan KLB. Apa yang mau diselamatkan, tidak ada masalah yang berarti di tubuh Partai Demokrat, baik itu di pusat maupun di daerah," ucap Sekretaris DPD Partai Demokrat Kaltim, Edy Rusani atas nama kKtua DPD Demokrat Kaltim, Syaharie Jaang yang sedang di luar negeri mengunjungi putrinya kepada wartawan, Jumat (14/6).
Edy mendukung sikap dari DPP yang menolak menindaklanjuti permintaan sejumlah kader seniornya untuk menggelar KLB. Menurutnya SBY mampu menjadi spirit bagi pengurus dan kader partai. "Pada Pilkada pun beliau bersama ibu Ani rela turun ke daerah-daerah, termasuk ke Kaltim. Untuk pileg kemaren, tentunya sudah menyiapkan strategi matang, hanya saja terbentur dengan ibu Ani yang sedang dalam perawatan," katanya. Ia menilai kepemimpinan SBY selama ini bagus saja. Kehadirannya kembali memimpin Demokrat, malah mengangkat Demokrat yang hampir merosot.
"Kami yakin, pasti sudah ada langkah-langkah yang disiapkan beliau dalam waktu dekat ini untuk menghadapi pilkada. Hanya saja kita harus memahami saat ini masih suasana berduka. Ini belum 40 hari meninggalnya ibu Ani," tandasnya. Ia mengatakan DPD Kaltim solid dibawah komando Ketum SBY dan Sekjend Hinca Pandjaitan. Untuk diketahui, Presidium GMPPD mendorong partai berlambang Mercy itu untuk menggelar KLB. Sebagai informasi, sejumlah politikus senior Demokrat tergabung di GMPPD, antara lain Max Sopacua, Ahmad Mubarok, dan Ahmad Yahya.
Max meyakini KLB Demokrat bisa menyelamatkan nasib partai. Sebab, terjadi penurunan prestasi partai sejak Pileg diselenggarakan dari 2009 hingga 2019. "Dibawah kepemimpinan Pak SBY dan Sekjend Bang Hinca baik-baik saja. Untuk apa KLB," pungkas Edy.(*/nha/rin)
