USAHA Perhotelan sebenarnya dalam trend yang bagus. Sayang, musibah banjir terpaksa memupus sementara trend positif itu. Meski pun hal itu juga menjadi berkah bagi sebagian pengusaha hotel.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Resort Indonesia (PHRI) Kaltim, Zulkifli tidak ingin menyebutnya berkah. Pasalnya beberapa hotel juga berkurang okupansi pengunjungnya. “Hotel Midtown contohnya. Di kanan kirinya banjir semua,” kata Zulkifli. Hotel yang berada di Jalan Hasan Basri itu pun berada di pusat banjir. Belum lagi beberapa hotel bintang dua yang berada di kawasan rawan banjir. Otomatis tidak ada hunian.
“Kami prihatin yang terjadi di Midtown. Tapi tanpa menutup mata, ada pula hotel yang menjadi tempat pengungsian. Naiknya sekitar 5 sampai 10 persen,” sebut Zul. Akan tetapi Zul enggan menyebut nama hotel yang mengalami kenaikan itu. “Untuk yang kelas menengah ke atas mengungsinya ke hotel,” tukasnya.
Zul menjelaskan trend okupansi hotel saat sebelum dan sesudah Lebaran. Saat Ramadan okupansi menurun. Tapi untuk beverage atau pun kebutuhan makanan justru meningkat pesat. “Terutama untuk buka puasa dan sahur. Ini kayaknya lagi trend dilakukan di hotel,” jelasnya. Adapun saat lebaran kunjungan sebenarnya diharapkan meningkat berkaitan dengan arus mudik. Sayangnya, musibah banjir justru memupus semua harapan itu. “Paska Lebaran terjadi banjir, jadinya tidak sesuai harapan,” tutupnya. (cyn/beb)
