Berau Masih Pegang Komitmen Konservasi

- Jumat, 17 Mei 2019 | 22:33 WIB

TANJUNG REDEB. Berau sampai saat ini merupakan salah satu kabupaten dengan luasan wilayah terdiri dari kawasan konservasi cukup tinggi. Bahkan pemerintah kabupaten tahun 2011 lalu, mengalokasikan belasan ribu hektare hutan untuk dijadikan kawasan konservasi Hutan Lindung Sungai Lesan (HLSL). Hingga kini kepala daerah terkini tetap memegang komitmen itu untuk mendukung penuh konservasi.   

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo menegaskan, bahwa pemkab memberikan dukungan penuh dalam pengembangan kawasan konservasi. Mengingat banyak potensi alam yang ada di Bumi Batiwakkal, yang harus dilestarikan kealamiannya sehingga tetap bertahan dalam jangka waktu lama.

Hal tersebut ditegaskan Agus usai kegiatan Gelar Wicara Pembelajaraan Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Wehea-Kelay, di Samarinda. Bahwa setiap daerah tentunya memiliki kepentingan terhadap konservasi daerahnya masing-masing, demikian pula dengan Kabupaten Berau.

Hal ini pun sesuai dengan visi dan misi pemerintah kabupaten, untuk mewujudkan Berau sejahtera, unggul dan berdaya saing berbasis sumber daya manusia (SDM) dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan.

Menurutnya, konservasi ini harus tetap diperhatikan terus. Terlebih lagi pemerintah juga fokus dalam peningkatan sektor pariwisata. Dimana sektor ini sejalan dengan konsevasi. Hal ini pun menjadi isu utama yang harus dipertahankan pemerintah, jika ingin memajukan sektor yang sangat potensial tersebut.

“Tidak bisa terlepas antara pariwisata dan konservasi. Karena ini akan menjadi salah satu bagian yang akan kita ‘jual’ dalam meningkatkan kunjungan wisatawan,” ujarnya.

Sementara, Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK, Wiratno pun memberikan apresiasi atas peran serta pengusaha dalam upaya konservasi.

“Wehea-Kelay ini luar biasa, ini jadi inisiatif dan perlu didukung pusat. Perlu juga ada skema insentif bagi pengusaha dan pemerintah daerah yang peduli konservasi seperti ini,” ujarnya.
Pernyataan Wiratno tersebut adalah apresiasi terhadap pengelolaan KEE di Bentang Alam Wehea-Kelay, yang berada di Kabupaten Kutim dan Kabupaten Berau.

KEE adalah ekosistem penting di luar kawasan konservasi yang secara ekologis penting dan ditunjuk sebagai kawasan lindung, dengan pengelolaan berprinsip keberlanjutan. Pemprov Kaltim sejak 2015 telah memulai pembentukan KEE di bentang alam Wehea-Kelay, untuk perlindungan orang utan. KEE  memiliki luas 532.143 hektare yang membentang dari Kecamatan Wehea, Kabupaten Kutim hingga Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.

Menurut Wiratno, keberadaan KEE beserta forum pengelolaannya adalah terobosan dalam dunia konservasi. Karena KEE menggabungkan pengusaha, masyarakat, akademisi, pegiat lingkungan dan pemerintah.
“Ini inisiatif baru yang wajib didukung, bagaimana para pemegang konsesi hutan produksi, hutan alam, areal penggunaan lain, dan pengelola hutan lindung saling berkolaborasi,” pungkasnya. (as/adv/rin)  

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X