Lolos di Dapil Neraka, Sayangkan Sungai di Hidayatullah Hilang

- Selasa, 14 Mei 2019 | 23:35 WIB

SAMARINDA. Dari Lamongan besar di Kota Tepian hanya dengan menaiki kapal ganda sulin. Suparno nama lengkapnya. Lahir pada 6 Agustus 1975 silam. Siapa sangka, pengalaman panjangnya kini menghantarkan dirinya menjadi wakil rakyat. Kini Suparno telah memiliki seorang istri dan tiga orang anak.

Sejak kecil Suparno mengaku sudah terbiasa kerja di lapangan, sembari membantu orangtuanya. "Dulu sekali pas kecil sampai SMP saya jualan di Pasar Sungai Dama dan berjualan galon. Itu saat SMA sampai kuliah saya coba kerja jadi tukang cuci mobil di Jalan Hidayatullah," kata Suparno yang merupakan anak sulung dari dua bersaudara.

Banyak kenangan yang ia sebutkan di Jalan Hidayatullah, khususnya saat masih ada sungai yang menjadi tempat masyarakat mencari nafkah dan beraktivitas. Ya, sungai di Jalan Hidayatullah tergerus untuk proyek pelebaran jalan.

"Dulu ada sungai selebar 6 meter. Itu tempat saya juga mencuci mobil. Sekarang tinggal sekecil parit saja. Sebenarnya itu yang sangat saya sayangkan. Bahkan sekarang hanya jadi tempat parkir," paparnya. Keresahan inilah yang sering kali ia rasakan sejak SMA akibat banyaknya pembangunan yang harusnya dapat mempertimbangkan keberadaan sungai sebagai daerah resapan air justru kian hari menghilang.

Tak cukup sampai di situ, usia menuntaskan kuliahnya, Suparno langsung bekerja di Koperasi Simpan Pinjam. Tak berselang lama langsung bermigrasi kerja di dunia leasing. Dari situ, Suparno banyak mendapat pengalaman, mulai dari karakter seseorang serta latar belakang.

"Saya pernah 7 tahun di leasing. Dari situ karena sering di lapangan bertemu banyak orang dan melihat kok masih banyak jalanan yang rusak, macet akhirnya hati saya tergugah untuk andil dalam membenahi kota ini. Kalau mau masuk pemkot kan lama. Makanya saat ada kesempatan pada 2014 saya ikut. Hanya berbekal dari pengalaman bekerja di lapangan, kenal dengan banyak orang, komunikasi hingga akhirnya terpilih menjadi wakil rakyat," urainya.

Memang tidak mudah, sebab dirinya  memilih untuk menjadi wakil rakyat di dapil Kecamatan Sambutan, Samarinda Ilir dan Kota. Tak sedikit ia harus bersaing dengan sejumlah tokoh yang juga menjadi wakil rakyat, bahkan memiliki nama di dapil tersebut.

"Ya saya akui dapil 1 itu dapil neraka. Tapi Alhamdulilah masyarakat masih mau percaya, tentu saya tidak akan menyia-nyiakan," sebutnya. Kini ia terpilih kembali, di dapil yang sama. Bahkan di Kecamatan Sambutan dirinya banyak mendapat suara hingga 1.555 dari masyarakat. Tentu kesempatan ini tak ingin ia sia-siakan.

"Kemarin memang pas kampanye saya fokuskan ke Kecamatan Sambutan. Karena di sana saya lihat masih banyak jalanan yang belum tersentuh perbaikan. Harapannya kedepan kita bersama-sama Pemkot Samarinda saling bersinergi dalam melakukan pembangunan," jelasnya. Jika periode sebelumnya Suparno fokus untuk pembangunan jalan dan rumah ibadah, periode berikutnya dirinya juga akan banyak menyerap aspirasi dari masyarakat, khususnya yang belum mendapatkan perhatian dari masyarakat.

"Yang pasti di dapil Ilir kan banyak temen-temen juga yang terpilih. Saya harapkan kita bisa sama-sama untuk berbuat karena ini amanah rakyat. Yang jelas dewan yang sudah terpilih silakan turun ke masyarakat. Wajib turun agar mendengar aspirasi langsung dari mereka," pungkas Suparno. (adv/hun/nha)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X