SAMARINDA. Secantik atau setampan apapun teman barumu di media sosial (medsos), hendaknya tetap harus waspada ketika diajak bertemu. Sebab kejadian buruk bisa saja menimpa, karena orang yang baru dikenal bisa saja memiliki niat jahat.
Seperti kasus yang menimpa An (15), warga Jalan Kakap, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir, bisa menjadi pelajaran berharga. Gadis belia asal NTT ini sempat terpedaya dengan bujuk rayu AG (20), seorang pemuda asal Palaran.
Ditemui di sebuah klinik di Jalan Gurami, Samarinda Ilir, meski dalam kondisi terbaring lemah di ruang perawatan, An masih bisa mengingat bagaimana kejadian nahas yang menimpanya, Senin (29/4).
Diterangkan An, saat itu sekitar pukul 22.00 Wita. Ia asik berkomunikasi melalui chating di Facebook. Di tengah perbincangan itulah, AG berniat untuk menemuinya.
"Kenalnya baru seminggu ini. Dia (AG, Red) ngajak ketemuan. Dan langsung mendatangi saya," jelas An.
Saat bertemu, AG mengajak An untuk berkeliling dengan motornya. Meski awalnya ragu, An akhirnya mau saja dengan ajakan itu. Keduanya lantas berboncengan berkeliling kota.
Namun, di tengah perjalanan, pikiran kotor AG mulai timbul. AG berniat mengajak An ke sebuah hotel untuk memadu kasih. Ajakan itu spontan membuat An kaget dan langsung menolaknya.
"Kaget dengar begitu. Langsung saya tolak. Dan minta segera pulang karena waktu sudah larut malam," ucap An.
Bujuk rayu yang kandas, rupanya tidak membuat AG patah semangat. Dia masih berupaya mencari cara agar An mau menuruti kemauannya. Senjata pamungkas pun diluncurkan AG.
Ya, 2 butir obat yang diduga obat penenang didijadikan sebagai senjata andalan. An yang tidak mengetahui jika 2 obat itu adalah obat penenang, mau saja untuk meminum obat tersebut.
"Ada dua obat, putih dan merah. Saya tidak tahu itu obat apa. Dan yang saya minum obat putih," imbuh An.
Usai An meminum obat tersebut, AG berharap siasatnya berhasil. Namun nahas, setelah meminum obat tersebut rupanya reaksi obat terlalu cepat. Di tengah perjalanan dan waktu sudah menunjukkan pukul 00.10 Wita, An mengantuk. Dia bahkan sempat tertidur dikursi belakang.
AG yang panik begitu mengetahui An tertidur langsung menurunkan An di trotoar Jembatan Muara, Jalan RE Martadinata, Sungai Kunjang.
Beruntungnya, saat tergeletak An diselamatkan pengendara motor lain yang melintas. An kemudian diantarkan pulang menuju kediamannya. Dan baru pagi kemarin dibawa ke klinik untuk dilakukan pemeriksaan kesehatannya.
Sementara itu, dr Agus Setiawan yang memeriksa kondisi An mengatakan, saat diantar pihak Bhabinkamtimbmas dan petugas dari Dinas Sosial Kota Samarinda, kondisi An memang lemah. Dia setengah sadar.
"Meski menjawab saat ditanya, mata An masih berat untuk terbuka. Mungkin pengaruh obat masih ada," jelas Agus.
Secara kasat mata, pihaknya tidak menemukan tanda kekerasan di tubuh An. Namun demikian untuk lebih memastikan jenis obat apa yang diberikan, harus dilakukan tes urine terlebih dulu.
"Efek obat biasanya akan hilang selama 8 jam. Dan saya liat An berangsur angsur mulai membaik," terang agus.
Dilain pihak, Kapolsek Samarinda Utara Kompol Nur Kholis, melalui Kanit Reskrim Ipda Abdillah Dalimunte mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikian terhadap kasus tersebut.
"Untuk An sendiri selama ini tinggal bersama tantenya. Sementara orang tua kandung berada di Sangatta, Kutim. Sementara kita masih melakukan pendalaman terhadap keterangan yang disampaikan An dan mencari AG teman Fb-nya itu," tutur Dalimunte singkat. (kis/rin)