SAMARINDA. Penataan parkir di sejumlah titik keramaian Kota Tepian masih semrawut. Bahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda dibuat kewalahan lantaran harus lepas pasang spanduk di sejumlah tempat yang rentan terhadap pelanggaaran tempat parkir.
Kepala Dishub Samarinda Ismansyah melalui Kepala Seksi Perparkiran Dishub Samarinda, Zulsyam Khaidier membeberkan bahwa kesadaran masyarakat akan ketertiban masih sebatas 30 persen.
"Sudah sering kami pasang tapi dibuka kembali. Ya tidak masalah nanti akan kami pasang lagi," jelasnya.
Ada 2 jenis spanduk yang saat ini dipasang oleh Dishub Samarinda yaitu spanduk berupa larangan parkir dan imbauan yang berisi nomor pengaduan. Pemasangan ini sudah berlangsung selama sepekan sebelum pihaknya melakukan penindakan.
"Sesuai aturan, ke depannya kami akan memberlakukan sejumlah sanksi bagi seluruh kendaraan yang parkir di sembarang tempat. Saat ini sudah kami siapkan stiker untuk dipasang dikendaraan yang terpantau parkir tidak pada tempatnya," tegasnya.
Setelah pemasangan stiker lanjut Zulsyam, akan berlanjut pada penindakan terhadap sejumlah masyarakat yang masih melanggar. Bahkan pihaknya juga menyiapkan mobil derek untuk mengangkut kendaraan sebagai bentuk penindakan.
"Ya itu sudah bentuk penindakan, pertama kami tempelkan stiker dulu lalu bannya digemboskan. Lalu diderek karena ini bagian dari tindakan akhir kami. Sudah ada pemberitahuan melalui spanduk kalau masih melanggar ya digemboskan," tuturnya.
Salah satu hal yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi pihaknya yaitu oknum juru parkir (jukir) liar. Sebab masih ada saja yang memungut uang parkir pada tempat-tempat yang sudah nyata ada larangannya.
"Dan itu menimbulkan potensi kebocoran PAD (Pendapatan Asli Daerah). Tapi selama ini kita berupaya untuk terus menggenjot PAD agar tiap bulan tidak ada lagi kebocoran yang harusnya bisa menjadi pemasukan daerah," pungkas Zulsyam. (hun/beb)
