Buat Pernyataan, Keluarga Tolak Autopsi

- Senin, 25 Maret 2019 | 16:58 WIB

SAMARINDA. Walau jasad Rahma Amelia (16), gadis punk telah ditemukan namun sejumlah kejanggalan masih membuat keluarganya seolah tak terima. Keluarga merasa ada keganjilan dengan kematian gadis asal Bontang itu.

Kecurigaan keluarga itu diungkapkan pada relawan yang selama tiga hari melakukan pencarian jasad Rahma di sekitar Jembatan Mahakam yang menjadi titik tenggelamnya Rahma.

Setelah jasad Rahma didapat, tim SAR gabungan lantas membawa jasadnya ke kamar jenazah RSUD AW Sjahranie untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga.

Namun sebelum jasad Rahma dikembalikan ke keluarga untuk disemayamkan dan dipulangkan, polisi lebih dahulu melakukan langkah-langkah penyelidikan. Salah satunya yakni mengajukan visum atau autopsi kepada pihak rumah sakit atas persetujuan keluarga.

Prosedur yang harus dilakukan itupun ditolak keluarga dengan membuat surat pernyataan penolakan tertulis yang intinya menolak dilakukan autopsi terhadap jasad Rahma. Hal itu dilakukan dengan maksud agar keluarga dapat segera membawa pulang serta memakamkan putri bungsu dari tiga bersaudara itu.

Kapolsek Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda, Kompol Aldi Alfa Faroqi menuturkan, sejauh ini pihaknya belum ada menerima laporan keberatan dari keluarga Rahma.

"Keluarga sudah membuat pernyataan penolakan dilakukan visum secara tertulis," kata Aldi. Dalam kasus tenggelamnya Rahma. Aldi menjelaskan sudah ada 2 saksi yang dimintai keterangan. "Mungkin nanti kami akan menambah saksi juga untuk dimintai keterangan," jelas Aldi.

Sangkaan keluarga atas keganjilan kematian Rahma, membuat gusar komunitas punk We Are Not Them, tempat dimana Rahma bergabung sejak sebulan terakhir. Saat itu Rahma yang baru putus hubungan dengan kekasihnya, terlihat gundah gulana, dan berkeliaran disekitar kawasan Samarinda Seberang.

Lalu, sejumlah anak punk mendatanginya dan memberikan tempat tinggal serta memberikan makanan. Dari pertolongan itulah, akhirnya korban kerap berkumpul dengan anak punk. Namun demikian, Rahma belum sepenuhnya bergabung dalam komunitas punk.
"Sebenarnya masih belum jadi anak punk, tapi kalau mau dibilang dia anak punk, ya tidak apa-apa juga," ucap salah satu anggota komunitas Punk We Are Not Them. "Awalnya kumpul sama kami karena kami kasihan sama dia (korban), bingung mau ke mana, habis putus sama pacarnya orang Mangkupalas. Jadi kita beri tempat, kasih makan, kita jagalah pokoknya,” Hendra (23).

Lanjut Hendra menjelaskan, semua orang yang bergabung di komunitas punk merupakan saudara, tidak lagi hanya sekedar teman. Sama halnya dengan Rahma, Hendra dan rekan-rekannya yang lain telah menganggapnya sebagai saudara.

Dalam bergaul sesama anak punk, menurut Hendra, Rahma merupakan anak yang keras kepala dan sulit diatur "Di sini kita semua jadi saudara. Kita masih belum tahu, apakah bakal ke Bontang untuk ikut pemakaman atau tidak, tapi kami sangat kehilangan dan berduka," jelasnya.

Akibat kejadian itu, dirinya dan anggota komunitas punk sempat diterpa isu yang tidak sedap. Pasalnya, komunitas punk dianggap sebagian orang sebagai biang dari tenggelamnya korban. Padahal, sebelum kejadian, korban memang sempat turun ke sungai untuk buang air, setelah itu naik kembali ke kolong jembatan dan kembali turun lagi karena ingin mandi.

"Kami difitnah, kami dikira yang bunuh dia. Padahal, kami lah yang pertama kami lapor ke Polresta Samarinda, bahkan saya sempat berenang untuk cari dia," jelasnya.

Sebelum korban turun dari kolong jembatan Mahakam ke sungai, korban sempat berkata kepada Hendra, agar memperhatikan dirinya dari atas, karena korban mengaku tidak bisa berenang, tidak lama kemudian korban diketahui tenggelam.

"Dia memang minta untuk diperhatikan, karena dia tidak bisa berenang, Tapi, semingguan sebelum kejadian, memang gelagatnya aneh, wajahnya pucat. Dan, malam sebelum dia tenggelam, sempat bilang kalau dirinya tidak mau lagi kenal cinta, tapi tunggu kematiannya saja," pungkasnya.(oke/beb)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X