Konsep di Tangan Konsumen

- Jumat, 15 Maret 2019 | 19:28 WIB

PERTUMBUHAN properti yang kian meningkat juga berdampak pada peningkatan kebutuhan produk mebel. Dulu konsumen terpaku dengan mebel mass product yang siap pakai. Masalahnya, tidak jarang ketika mebel sudah sampai di rumah, mebel tersebut kurang sesuai dengan ukuran ruangan yang ada.

Ukuran yang terlalu besar membuat ruangan menjadi terkesan sempit. Sebaliknya ukuran mebel yang terlalu kecil dibandingkan ukuran ruangan akan memberikan kesan “kosong”.

Dosen program studi Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), Ditha Nizaora S.Sn, M.Sn menjelaskan, persoalan di atas mendorong konsumen dari mebel mass produk  beralih ke mebel custom product. “Dengan mebel custom product, konsumen dapat menyesuaikan ukuran mebel dengan ukuran ruangan yang ada,” ujar Ditha.

Tidak hanya dari segi proporsional antara mebel dan ruangan, menurut Ditha dengan mebel custom product konsumen juga bisa menyesuaikan konsep atau tema pada produk mebel dengan konsep atau tema ruangan. “Seperti pada kasus klien kami, mbak Kartika, yang menginginkan tempat penyimpanan jilbab yang disesuaikan dengan konsep ruangan yang serba putih,” terang lulusan Desain Interior ISI Yogyakarta ini.

Selain itu, mebel custom product juga memberikan segala kebutuhan yang diinginkan klien. “Seperti mbak Kartika yang membutuhkan tempat penyimpanan jilbab gantung, sekaligus juga ada tempat untuk penyimpanan dalaman jilbab dan jilbab turban yang dilipat. Beliau juga ingin ada cermin, sehingga ketika memakai jilbab akan lebih efektif karena semua ada di satu tempat,” urai Ditha.

Untuk memenuhi kebutuhan klien tersebut, Ditha merancang rak jilbab 2 pintu full cermin dengan ukuran 100 cm x 150 cm dengan ketebalan 25 cm yang digantung di dinding. Terdapat 2 bagian pada rak tersebut, salah satunya untuk gantungan jilbab dan bagian yang satunya lagi untuk menyimpan dalaman jilbab serta pernak-pernik jilbab lainnya.

“Warna yang dipilih adalah warna putih pada sisi luar rak untuk menyesuaikan konsep ruangan yang serba putih dan kami kombinasikan dengan warna pink fanta atau fuschia pada sisi dalam rak,” ujar Ditha. Warna pink fanta atau fuschia dipilih menurut Ditha karena identik dengan perempuan. Terlebih produk yang dibuat adalah produk fashion untuk perempuan.

Ditha mencontohkan klien lainnya, Sitti Sahraeni, yang membutuhkan lemari yang tingginya full sampai menyentuh plafon dan bisa dipakai untuk menyimpan koper atau barang-barang besar lainnya. Jika mencari mebel mass product yang sudah siap pakai akan sulit untuk mendapatkan mebel yang dapat memenuhi kebutuhan spesial tersebut. Apalagi mencari ukuran yang sesuai.

Dengan mebel custom product konsumen dimungkinkan untuk bisa memilih dan menentukan bahan yang akan digunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. “Untuk memenuhi kebutuhan ibu Sitti Sahraeni, dibuat lemari dengan memilih bahan yang tahan lengkung melihat ukuran yang besar dan tinggi, juga karena harus menopang koper dan barang-barang besar lainnya,” ujar Ditha.

Syarat terpenting dalam produksi mebel ini adalah memilih bahan multipleks yang merupakan bahan kayu olahan yang paling kuat dibandingkan bahan kayu olahan yang lain. Dimulai dengan pengukuran di lokasi yang dilakukan oleh tim mahasiswa Desain Produk Polnes, kemudian dilanjut dengan proses desain dan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) oleh tim dosen Desain Produk Polnes. Setelah pengajuan desain dan harga disetujui oleh klien, kemudian dilanjutkan proses produksi yang dilakukan tim mahasiswa.
“Dengan melibatkan mahasiswa kami harap dapat memberikan pengalaman langsung untuk mengaplikasikan ilmunya secara nyata serta melatih tanggung jawab mereka,” pungkas Ditha. (beb/nin)

Editor: rusli-Admin Sapos

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X