SAMARINDA. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) dikabarkan menerjunkan timnya ke Samarinda. Tim tersebut akan menginvestigasi korban kematian ke-31 jiwa akibat lubang tambang batu bara di Kota Tepian. Tim sedang mengumpulkan bukti dan fakta terkait hal itu. Komisioner Komnas HAM RI, Beka Ulung Hapsari saat dikonfirmasi membenarkan hal ini. Ia mengatakan, pihaknya menurunkan tim menindaklanjuti laporan dari masyarakat terkait korban lubang tambang yang terus berjatuhan. Selain itu, pihaknya sedang mengumpulkan bukti intimidasi kepada sejumlah aktivitis dari kelompok tertentu atas kasus ini.
Saat ini kata Beka, tim sedang mengumpulkan bukti dan fakta hingga beberapa hari kedepan. Setelah bukti dan fakta dirasa cukup, baru dibawa ke Jakarta untuk dirumuskan lebih lanjut.
“Tim akan menemui pihak- pihak terkait atas kasus ini. Setelah itu kami analisa temuan dan fakta di lapangan,” ungkapnya kepada Sapos saat dihubungi melalui telepon seluler, kemarin (8/11). Tim juga akan mengkonfirmasi kepada Pemprov Kaltim dan kabupaten dan kota terkait atas kasus ini. Konfirmasi ini dilakukan guna memastikan sejauh mana langkah atau upaya antisipasi yang dilakukan pemerintah daerah merespon hal ini.
“Kalau bukti dan fakta dianggap cukup, mereka (tim, Red) segera balik Jakarta. Setelah itu baru turun rekomendasinya. Kami akan usahakan secepatnya” ungkapnya. Sebelumnya pada Mei 2015, Komnas HAM pernah turun ke Samarinda dengan hal serupa. Saat itu komisi ini menemui beberapa pihak baik kepolisian, hingga pemerintah daerah. Komnas HAM kala itu menyimpulkan ada pembiaran negara atas meninggalnya korban jiwa akibat lubang tambang batu bara.
Saat itu Komnas HAM juga meminta kepada Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang agar menutup lubang tambang di Samarinda. Demikian juga dengan Polda Kaltim. Karena ada tindak pidana atas kasus ini. Diketahui, terhitung sejak 2011 hingga 2018 terdapat 31 korban meninggal di lubang tambang akibat pemerinath lalai dan membiarkan perusahaan batu bara tak menutup lubang tambang.
Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang membenarkan hal ini. Ia menyebut, sudah didatangi 3 orang tim Komnas HAM dari Jakarta. Ia diminta keterangan seputar meninggalnya anak di lubang tambang dan intimidasi dari kelompok tertentu karena menyuarakan hal itu.
“Ya benar tadi (kemarin, Red) ada tim dari Komnas HAM meminta keterangan kepada saya mengenai korban lubang tambang,” beber dia. Menurut Rupang, Komnas HAM tidak hanya menyelidiki dua kasus korban terakhir, namun total keseluruhan korban yang meninggal.
Rupang juga membeberkan sejumlah pertanyaan yang digali tim Komnas HAM mengenai rekomendasi yang disampaikan Jatam Kaltim kepada pemerinda daerah. Sejauh ini Rupang menegaskan, tak ada satu pun yang dijalankan atas rekomendasi. Salah satunya menutup lubang tambang. (sapos)